JAKARTA – JACINDONEWS – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun, tidak hanya membawa masalah kesehatan manusia dan kemanusiaan. Tetapi lebih luas lagi terasa dampaknya dalam dinamika dan stabilitas kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, bahkan dalam bidang pertahanan dan keamanan negara.
“Tidak berlebihan jika kita juga patut mewaspadai potensi bangkitnya paham individualisme, komunisme, intoleransi, separatisme, radikalisme, terorisme, hingga etno nasionalisme di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Mengingat di tengah kondisi keprihatinan akibat pandemi Covid-19, kohesi sosial dan soliditas kebangsaan justru menjadi titik rawan dan krusial,” ujar Bamsoet dalam pidato pembukaan Sidang Tahunan MPR RI, di Jakarta, Senin (16/8/21).
Turut hadir secara fisik antara lain Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyala Mahmud Mattalitti, Ketua BPK Agung Firman Sampurna, Ketua MA Muhammad Syarifuddin, Ketua MK Anwar Usman, dan Ketua KY Mukti Fajar Nur Dewata.
Hadir pula secara virtual antara lain Presiden Republik Indonesia Kelima Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik Indonesia Keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Republik Indonesia Keenam Jenderal TNI Purnawirawan Try Sutrisno, Wakil Presiden Republik Indonesia Kesembilan Hamzah Haz, Wakil Presiden Republik Indonesia Kesepuluh dan Keduabelas Jusuf Kalla, dan Wakil Presiden Republik Indonesia Kesebelas Boediono.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI dan Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, karena itu dalam upaya memerangi pandemi Covid- 19 serta berbagai dampaknya, tidak hanya cukup berfokus pada meningkatkan ketahanan tubuh melalui vaksinasi Covid-19. Melainkan juga harus dibarengi dengan vaksinasi ideologi untuk meningkatkan ketahanan ideologi masyarakat. Salah satunya melalui Sosialisasi Empat pilar MPR, yang terdiri dari Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara kepada seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah tanah air.
“Melalui vaksinasi ideologi berbagai ancaman dan gangguan yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa akan dapat dicegah dan ditangkal. Sehingga badai Covid-19, tidak hanya menjadi tantangan, tetapi menjadi peluang bagi bangsa Indonesia untuk bangkit beradaptasi dengan tuntutan dinamika, situasi dan kondisi yang baru,” jelas Bamsoet.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, sangat tepat jika dalam pelaksanaan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, juga dilakukan vaksinasi Covid-19. Selain lebih efektif dan efisien, juga lebih mudah mengorganisir warga karena setiap anggota MPR RI sudah memiliki basis massa di daerah pemilihannya masing-masing.
“Pemerintah cukup menyediakan vaksin Covid-19. Tidak perlu repot menanggung biaya operasional pelaksanaan vaksinasi seperti penyediaan jarum suntik maupun honorarium tenaga kesehatan yang bertugas. Setiap anggota MPR RI bisa mengatasinya dengan mengajak berbagai pihak untuk bergotong royong. Dengan demikian vaksinasi bisa lebih cepat dilaksanakan, sehingga Indonesia bisa lebih cepat keluar dari pandemi Covid-19,” pungkas Bamsoet. (LI)