JAKARTA | JacindoNews – Ibukota Negara Indonesia atau IKN yang bernama Nusantara sudah memasuki tahap pembangunan. Pemerintah pusat sangat konsern dalam mewujudkan IKN tersebut. Bentuk konsern tersebut juga tidak saja dilakukan melalui pembangunan insfrastruktur saja, namun dari berbagai sisi juga diperhatikan guna keberhasilan terwujud tujuan IKN.
Salah satunya dari sisi sejarah dan spiritual. Bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari yang namanya sejarah. Kita tahu bahwa lokasi IKN Nusantara saat ini, dahulu badalah tempat bersejarah dengan oernah berdirinya Kerajaan pertama di Indonesia, Kutai Kartanegara. Lokasi di wilayah Kalimantan Timur ini menjadi saksi, bahwa Indonesia sejak dahulu telah memiliki peradaban sejarah yang luar biasa. Ditambah lagi dengan sisi spiritual yang menjadi pendamping dalam kehidupan bersejarah Keraton Kutai Kartanegara.
Penjelasan mengenai sejarah dan spiritualitas yang dimiliki oleh Keraton Kutai Kartanegara dalam hubungan nya dengan IKN Nusantara yang dibangun di lokasi yang sama ini dijelaskan kepada publik. Hal ini dilakukan, dengan mengadakan acara talkshow zoom dengan tema : Peran Sejarah dan Spiritual Keraton Kutai Kartanegara Dalam IKN Nusantara. Acara di selenggarakan pada hari Rabu (23/03/2022) pukul 13.00-15.00 wib. Acara diselenggarakan atas kerja sama Persatuan Wartawan Nasrani (Perwarna) Indonesia dan Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI).
Hadir sebagai pembicara dalam acara zoom, DR. KPH. Adji. B Harry Gondo Perawiro (Bangsawan Kutai Kartanegara/Pemerhati Seni Budaya Kaltim), KH. Ahmad Ghufron (Ketua Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Eko Suryanto Gal Gendum (Ketua GMRI). Moderator oleh Richardo Marbun (Jurnalis Marbun) yang membuka acara zoom.
DR. KPH. Adji. B Harry Gondo Perawiro sebagai narasumber pertama menjelaskan mengenai sejarah, wilayah dan posisi letak IKN Nusantara sekarang yaitu Penajam, semuanya adalah wilayah kerajaan Kutai Kartanegara. “Wilayah Kutai (Kalimantan Timur) adalah tempat daerah pertambangan besar yang dipunyai negara Indonesia, ” jelasnya.
“Kerajaan Kutai juga selain kerajaan pertama Hindu terbesar, juga sesuai berjalan nya waktu, kerajaan Kutai juga menjadi salah satu kerajaan Islam Nusantara di Indonesia.”
“Tanah Kutai banyak menerima penghargaan dari berbagai pihak. Hal ini menjadi dasar kenapa wilayah Kutai menjadi tempat yang tepat untuk lokasi pembangunan IKN. Untuk membangun IKN disana, harus membangun bersama restu alam. Dengan adanya restu alam, akan tercipta keselarasan antara manusia dan alam. Dalam kesempatan ini, saya sampaikan, bukan saja akan membangun kebudayaan seni Dayak Kutai Kartanegara, tapi juga kebudayaan Indonesia Nusantara. Juga akan muncul kepemimpinan Nusantara, yang harus dilestarikan dari sejarah.Saran saya adalah bagaimana kita dapat mempertahankan Kebudayaan dan kepemimpinan Nusantara, ” ujarnya dalam memaparkan materi.
KH. Ahmad Ghufron memaparkan, “Tanah Kutai adalah tanah yang subur. Dalam Islam, untuk beribadah kepada Allah, semua elemen, termasuk alam harus menyembah kepada Allah. Restu Alam harus ada sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada Allah yang sudah menciptakan alam di Indonesia.”
“Dengan restu dari beberapa kerajaan dan Kesultanan pada saat berdirinya negara Indonesia, maka pemerintahan harus kembali memberikan penghargaan kepada kerajaan dan Kesultanan Nusantara.”
“Nilai-nilai spiritual dalam IKN bahwa perlu dirawat. Pembangunan di IKN Nusantara merupakan pembangunan peradaban baru untuk Indonesia kedepannya, ” pungkasnya.
Eko Sriyanto Gal Gendum sebagai ketua GMRI, menjelaskan, “Kota Kutai di sebut juga bumi Mulawarman. Pembangunan IKN harus mendapat restu dalam Alam di Kutai Kartanegara. Harapan dari para raja di bumi Mula adalah adanya keadilan dan kesejahteraan, gemah rimpah loh jinawi, ” paparnya.
“IKN akan menjadi kota modern yang akan mengedepankan nilai-nilai kebijakan, keadilan, pendidikan dan lain sebagainya. Pastinya ketika Presiden Jokowi menggarisbawahi tujuan pembangunan IKN, yang salah satunya terjadi pemerataan pembangunan diseluruh Indonesia. “
“Perlu ada nilai-nilai keseimbangan antara pembangunan fisik dan spiritual dalam pembangunan IKN kedepannya. Presiden Jokowi dalam memimpin pembangunan IKN, harus menjaga keseimbangan pembangunan antara fisik dan spiritual.”
“Indonesia adalah bangsa Nusantara yang menjunjung tinggi spiritual. Hal ini dibuktikan bahwa bangsa ini mengenal nilai-nilai keagaaman. Harapan kita kepada pemerintah, apa yang hendak direncanakan salam pembangunan, jangan pernah meninggal apa yang sudah ditanam, dalam segala aspek kehidupan. Harus menjaga janji kepada Tuhan, kepada bumi, kepada sesama manusia dalam pembangunan IKN. Kemajuan modernisasi jangan sampai meninggalkan nilai sejarah dan spiritual awal dari Indonesia, ” ujar ketua GMRI dalam paparan nya.
Setelah memaparkan materi dari ketiga tokoh narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta yang hadir dalam zoom tersebut tokoh-tokoh budayawan, jurnalis, tokoh Kesultanan di Indonesia.
Dengan diselenggarakan nya acara zoom ini, bisa menjadi kajian dan informasi kepada masyarakat awam Indonesia agar bisa menjaga nilai-nilai sejarah dan spiritual di Indonesia, juga khususnya dalam IKN Nusantara yang kedepannya akan memunculkan kekuatan baru di dunia, yaitu NKRI yang mempunyai nilai luhur yang tinggi sejarah dan spiritual di dunia. (JN).