JAKARTA, jacindonews – Bertempat di Hotel Mercure Ancol Jakarta Sabtu 26 Maret 2022. Perkumpulan Insinyur dan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) Menggelar Seminar dan Rapat Kerja Nasional dengan Tema “Trik Ampuh Tingkatkan Hulu Hilir Peternakan Indonesia Masa Kini”.

Ketua Umum ISPI Ir. Didik Purwanto IPO Dalam Wawancara kepada awak media mengatakan, Rakernas sebetulnya sudah menjadi amanah dari pada Organisasi seperti AD/ART dan itu pasti dilakukan untuk melihat apa yang sudah kita lakukan didalam setiap program dimasing-masing bidang dan kemudian kita membahas masalah isu-isu yang saat ini sedang berkembang dan itu akhirnya kita akan membuat apa yang akan kita kerjakan di tahun yang akan datang,”Ungkapnya.

Yang pertama mulai tadi pagi kita mengadakan seminar, kita mengundang dari beberapa player baik itu pemerintah Dari pemerintah sendiri kita mengundang Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS). Kita ingin tahu bagaimana sebetulnya rencana dalam menangani kejadian-kejadian saat ini tentang pangan. Apa sih sebetulnya skenario maupun apa yang dilakukan pada saat menangani pangan saat ini. Hiruk pikuknya pangan kemudian yang saat ini lagi bergejolak tentang pangan, rencananya mau apa sebetulnya, blueprint nya itu mau bagaimana. Kemudian kita mengundang juga BUMN Berdikari karena Berdikari itu dibawah Badan Pangan Nasional (BAPANAS). Apa sih BUMN yang khusus menangani pangan itu melihat kondisi yang terjadi dan semua target-target di BAPANAS apa yang akan dia lakukan didalam komoditas yang saat ini cukup menjadi gaduh, baik komoditas perunggasan, maupun komoditas daging terutama yang pangan itu. Kita mengundang juga pelaku langsung dibidang ruminasi atau daging gabungan pelaku usaha peternakan sapi potong indonesia. Kita mau melihat juga bagaimana kesiapan mereka,”Ujarnya.

Harapan Kita memberikan masukan solusi apa yang dilakukan contohnya masalah daging, kita kan tahu saat ini sebetulnya yang menjadi tulang punggung masih produksi sapi-sapi lokal karena 62% itu masih dipenuhi kebutuhan nasional dari sapi lokal. Tetapi importnya adalah kurang lebih kekurangannya itu, dan itu kurang lebih sekitar 38% itu yang harus di import, importnya bisa daging, dan sapi hidup. Harus ada memang keterbukaan baik data dan semua disajikan sesuai kondisi di lapangan, harus ada keterbukaan antara departemen itu, duduk bersama-sama kemudian merancang satu solusi yang baik, bagian produksi maupun harga, ini yang harus penting. Kemudian BAPANAS kalu tidak ada keterbukaan data kita selalu masalah didata, data kita itu pada saat yang satu dan lain diadu tidak pernah sama,”Pungkasnya. (LI)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *