JAKARTA | JacindoNews– Senin (22/01/2024). Pukul 08.00 WIB, bertempat di Gedung Grha Oikumene, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia atau PGI menerima kunjungan dari salah satu calon presiden RI, Ganjar Pranowo.

Dalam kunjungan tersebut, Capres Ganjar didampingi oleh beberapa tokoh politik pendukung, antara lain Yenny Wahid, Politisi PDI-P dan juga Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Ketum Partai Perindo Harry Tanoesoedibjo. Sedangkan dari pihak PGI, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, M.Th dan Sekretaris Umum PGI Pdt Jacky Manuputty, mantan Deputy Bank Indonesia Miranda Gultom, sejumlah tokoh akademisi dan juga dari perwakilan dari gereja-gereja di Indonesia

Diawal acara, Pdt. Jacky Manuputty sebagai opening speech menyambut kedatangan capres Ganjar Pranowo. “PGI beranggotakan 96 sinode yang tersebar di Indonesia dari berbagai denominasi gereja. Oleh karena itu kami menyebut Oikumene artinya rumah tempat kami bersama berkumpul gereja-gereja di Indonesia, ” jelas Pdt. Jacky dalam opening speech.

Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo saat memberikan paparan di hadapan para tamu undangan dan warga gereja-gereja yang tergabung dalam PGI di Grha Oikumene, Salemba, Jakarta Pusat (22/01/2024).

Sedangkan Ketua PGI, Pdt. Gomar Gultom mengatakan berterimakasih kesediaannya Capres Ganjar Pranowo bisa hadir menyapa kepada warga gereja-gereja dibawah naungan PGI. “Saya mensyukuri ada anak bangsa yang siap ke depannya untuk memimpin bangsa ini. Kita berharap calon presiden adalah putra terbaik bangsa Indonesia. Ada dari berbagai perwakilan dari berbagai sinode gereja untuk hadir dalam acara hari ini. PGI sebagai lembaga terbuka kepada semua calon presiden untuk dapat datang ketempat ini. Kita tetap meminta kepada semua warga untuk hadir ke bilik suara saat Pemilu 14 Februari 2024 nanti, jangan Golput. Memilih calon sesuai dengan hati nurani, tidak dengan yang selalu mengobral janji-janji serta memiliki track record yang baik. Kami selalu katakan kepada warga gereja, pilihlah sesuai dengan ada tertulis dalam Alkitab Keluarga 18:21 mengatakan, Pilihlah dari bangsa itu yang cakap, takut akan Tuhan, dapat dipercaya dan benci kepada pengajaran suap. Dari kriteria capres yang sesuai dengan Keluaran 18:21 ini, harus memiliki track Record harus jelas. PGI juga menghimbau agar gereja-gereja tidak terjebak dalam politik praktis. Gereja terus menghimbau masyarakat untuk menjunjung hukum, etika, kepatutan, dalam kehidupan sehari-hari, ” jelas Pdt. Gomar Gultom.

Dalam paparan singkat, Capres RI nomor urut 3, Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa pesta politik Pemilu dan Pilpres 2024 adalah suasana 5 tahunan yang dilalui oleh semua komponen bangsa.”Dalam evolusi dalam pemerintahan, Sesuatu yang luar biasa, sebenarnya kita anggap hal yang biasa saja. Suatu evolusi dalam pemerintahan pasti akan terjadi. Pergantian kepemimpinan merupakan hal yang sudah diatur dalam konstitusi. Kita harus tahu sejarah bahwa anak-anak bangsa ini pada masa Reformasi awal 1998 berkomitmen mengamendemen undang-undang untuk masa jabatan pemimpin negara yang hanya bisa menjabat selama 2 periode saja. Adanya perubahan jalannya pemerintahan dari Sentralisasi menjadi Desentralisasi, ” pungkasnya saat pembukaan paparan kepada para tamu yang hadir di Grha Oikumene.

Capres Ganjar Pranowo juga menjelaskan bagaimana ketika dirinya datang ke daerah-daerah, bahwa masyarakat Indonesia pada hakikatnya dalam kemajemukan berbagai agama, ras, suku dan sebagainya, ingin adanya persatuan dan kesatuan bangsa. Juga dirinya menjelaskan, siapapun berhak memiliki kesempatan untuk memimpin bangsa ini. “Dengan adanya reformasi 1998, jelas terbukanya kesempatan bagi semua warga yang memang memiliki b kompetensi yang terbaik dan benar bisa menjadi pemimpin di negara kita ini. Contohnya saya, pak Olly dan semuanya, kami dari orang biasa, latar belakang belakang keluarga biasa, bisa diberi kesempatan untuk menjadi Gubernur. Contoh nya saya menjadi Gubernur Jawa Tengah, pak Olly Gubernur Sulawesi Utara. Tidak ada yang superior di negara ini, perlu adanya kerjasama dan penegakkan demokrasi, ” pungkas nya menjelaskan mengenai kesetaraan bagi semua warga Indonesia.

“Sejak 1928, Sumpah Pemuda menjadi dasar dari keragaman bangsa, memiliki kebulatan tekad menjadi satu kesatuan, yaitu Indonesia. Romo Magnus, salah satu tokoh yang pernah saya temui, berkata kepada saya bahwa dalam Pemilu, bukan mencari orang yang mumpuni, tapi mencegah orang jahat untuk berkuasa. Juga diperlukan etika berpolitik dan berbangsa di Indonesia. Tugas kita mengawal agar demokrasi di Indonesia tidak offside. Salah satu unsur yang menjaga hal tersebut salah satunya adalah tokoh dan organisasi keagamaan. Tokoh atau organisasi keagamaan harus bisa mengajak warga Indonesia untuk terus menjaga Demokrasi Indonesia,” pungkasnya,

“Seorang pemimpin harus menjaga etika berpolitik dan lawan korupsi, yang merupakan 2 hal atau isu yang sampai saat ini masih trend terjadi di Indonesia. Pemimpin harus bisa menjadi contoh positif kesemuanya. Perilaku positif dari seorang pemimpin bisa diterapkan. Untuk naik menjadi seorang pemimpin dalam pemerintahan, harus sesuai dengan track government yang sesuai perundang-undangan yang berlaku. Lawan korupsi dan nepotisme. Ciptakan suasana sejuk di Politik Indonesia. Jika kita sudah dalam track yang benar, perjuangkan dan tegakkan keadilan. Kita kawal situasi demokrasi Indonesia agar lebih baik lagi, ” pungkas Capres nomor 3 Ganjar Pranowo menutup paparan nya dalam kunjungan ke PGI. (JN).

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *