Oleh: Prof. Sutoyo Abadi
JAKARTA | Rakyat khususnya dunia media sosial perdetik silih berganti – ganti judul ( masalah ) disibukan urusan di hilir korban dari hulu setelah UUD 45 di ganti dengan UUD 2002.
Imbasnya termasuk pertemuan Jokowi dan Prabowo berlangsung pada Sabtu (4/10/2025). Jokowi mengunjungi Prabowo di kediamannya Kertanegara, Jakarta Selatan. Pertemuan itu dilakukan sejak pukul 13.00 WIB. Dia mengatakan kurang lebih pertemuan berlangsung selama 2 jam, sekalipun sudah mulai dilupakan, tetap berpotensi membuat gaduh jagat politik di Indonesia.
Selesai pertemuan ( saat itu ) tidak ada keterangan resmi, kita hanya bisa berspekulasi karena tidak ada konfirmasi pers yang menjelaskan isi dari pertemuan tersebut.
Hanya pertemuan, pihak Jokowi-lah yang memungkinkan memiliki motif atau kepentingan tertentu. Sebab, Jokowi-lah yang datang berkunjung dan menemui Prabowo, auranya ada masalah sangat penting harus meminta bantuan Presiden Prabowom
Dalam perjalanan waktu akhirnya info dari internal Istana yang tidak mau disebut namanya, menginformasikan bawa dari pertemuan tersebut ada beberapa point :
*Pertama*, atas permintaan Jokowi agar Prabowo ikut campur terkait ijazahnya yang terus-menerus dimasalahkan oleh beberapa aktifitas bahwa ijazahnya palsu.
Prabowo tidak mau ikut campur soal dugaan ijazah palsu Jokowi dan anaknya, Gibran Rakabuming Raka, yang kini tengah trending.
“Dimaknai Prabowo tidak bisa dan tidak mau lagi membantu dan melindunginya, karena persoalan dugaan ijazah palsu Jokowi dan Gibran semakin terbuka dan tak terbendung lagi, khususnya setelah beredarnya data-data dan informasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU)”.
*Kedua*, Prabowo tidak akan berdiam diri soal sejumlah megakorupsi yang dilakukan geng Jokowi maupun oligarki. Karena korupsi sudah merajalela dan membahayakan negara.
*Ketiga*, Prabowo tegas tidak akan menolerir oligarki, karena oligarki ini sudah terlalu kuat menggenggam Indonesia. Menurunya, Prabowo bakal menghabisi semua oligarki hitam di semua lini.
“Prabowo akan menghabisi oligarki dia yang telah masuk, merusak BUMN, menguasai tambang, kehutanan, kelapa sawit, dan telah menyalah gunakan PSN sesuai dengan kepentingan oligarki hitam.
*Keempat*, Prabowo akan membersihkan dan menertibkan aset negara yang dikorupsi oleh oligarki dan geng Jokowi bersama para mitranya.
*Kelima*, pembersihan BUMN terkait para pengelola, prioritas, dan urgensinya, Prabowo akan menggunakan Jaksa Agung dan KPK untuk membersihkan hal tersebut.
Limal point diatas tetap info tidak resmi, karena sumbe informasi sekalipun dari internal Istana tetapi tidak mau disebut namanya. Bisa saja itu hanya bentuk pencitraan dibelakang layar. Presiden Prabowo masih bimbang dan ragu, ucapan, tindakan dan fakta belum atau tidak konsisten.
Apa sebenarnya yang terjadi dari pertemuan diatas faktalah yang paling bisa di percaya, Presiden Prabowo sebenarnya akan kemana, bukan pencitraan dan janji-janji kosong belaka. (*).
