JAKARTA | Jacindonews– Polisi Republik Indonesia atau Polri membuka pendaftaran untuk calon bintara Polri di kesatuannya. Ditiap-tiap tingkat provinsi di Indonesia berlomba-lomba mengikuti tes seleksi masuk kepolisian, baik pria maupun wanita. Menjadi suatu kebanggaan disetiap keluarga-keluarga di Indonesia jika anak-anak mereka terpilih masuk menjadi seorang bintara Polisi maupun Polisi Wanita atau Polwan.
Namun, sungguh miris, jika terjadi, sudah diterima dan diumumkan dalam tes seleksi Bintara Polri, akan tetapi tidak dipanggil ke pusat untuk mengikuti pendidikan kepolisian di tahap yang lebih lanjut. Hal inilah yang terjadi dan dialami oleh 14 Casis (calon siswa) Polwan dari Provinsi Papua Barat. Mereka tidak mendapat jawaban lebih lanjut mengenai sekolah mereka ke pusat, sedangkan ditingkat provinsi mereka sudah menerima Basil lulus test. 14 orang casis Polwan ini akhirnya mengambil sikap datang ke ibu kota DUI Jakarta untuk mengadu nasib mereka ke Kapolri dan juga Presiden RI Joko Widodo.
Ada 21 orang dari rombongan Papua Barat yang berangkat ke ibu kota, terdiri dari 4 orang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Manokwari, 3 orang Garda Motor Jalur Merah Putih Provinsi Papua Barat ,dan 14 casis polwan. Mereka datang jauh-jauh dengan biaya mereka pribadi dari Papua Barat ke Jakarta naik kapal laut, hanya meminta untuk bapak Kapolri Jenderal (Pol). Listyo Sigit Prabowo untuk bisa memberikan kebijakan 14 casis polwan ini yang sudah dinyatakan lulus tetapi tidak terpilih tahun 2021.
Mereka melakukan Aksi damai turun ke jalan Istana Negara dan sekitar patung kuda Monas pada hari Jumat, (22/04/2022), menjelang jam berbuka puasa umat Muslim di Jakarta yaitu pukul. 17.00 WIB. Aksi yang mereka lakukan adalah mendemonstrasikan bentuk baris-berbaris secara militer yang mereka siapkan selama ini di Papua Barat, guna persiapan nantinya jika mereka sudah masuk sekolah Bintara Polwan di tingkat Polri Pusat.
Mereka sudah berlatih fisik dan mental selama ini guna kelulusan masuk Polwan, namun ketika mendapatkan hasil sudah Lulus dan tidak ada kelanjutan lagi di tingkat Pusat, mereka minta pertolongan agar melalui aksi baris-berbaris didepan Istana Negara dan Monas, Presiden RI dan Kapolri bisa mendengar aspirasi dan cita-cita mereka masuk Polwan.
Abdul Jalil Pauspaus selaku Ketua Umum Garda Motor Jalur Merah Putih Provinsi Papua Barat, sekaligus koordinator 14 Casis Polwan Bintara Noken, Papua Barat yang lulus namun tidak terpilih di tahun 2021 hingga sekarang, ketika ikut serta dalam aksi damai 14 Casis Polwan Bintara Noken mengatakan, “Kami ingin meminta kapolri untuk kebijakan untuk memberikan kesempatan kepada 14 casis polwan ini supaya mereka bisa menjadi polwan karena mereka ini secara seleksi sudah lulus tetapi tidak terpilih, ” ujar Abdu Jalil Pauspaus.
“Aksi kami hari ini, Jumat (22/04/ 2022) bertepatan kemarin hari Kartini akan melakukan aksi baris berbaris di depan istana presiden atau tugu monas supaya orang-orang melihat kami nanti tahu bahwa kami adalah para Kartini dari Papua Barat.”
“Semoga aksi yang kami lakukan bisa membuka hati banyak orang terutama bapak Presiden Jokowi karena kami dari Papua Barat rindu ingin bertemu bapak Presiden.”
“Harapan kami dari Papua Barat, karena berangkat dari biaya swadaya anak-anak kami pribadi dengan naik kapal laut dan berharap kami pulang bisa membuat suatu harapan untuk 14 casis polwan anak-anak kami supaya bisa di akomodir dalam pendidikan polwan di tahun 2022,” ujar Abdul.
Hal senada juga dikatakan oleh Erik Iba selaku ketua Gmni cabang Manokwari yang mendampingi 14 casis Polwan tersebut.
“Kami disini ikut hadir untuk turut untuk memperjuangkan adik-adik Polwan yang pada saat mereka tes di nyatakan lulus tetapi tidak terpilih, sehingga dari kata lulus tersebut kami berjuang satu tahun dari tahun 2021 sampai hari ini, agar kami didengar oleh Mabes Polri dan Presiden RI,” pungkas.
Sementara itu ditempat yang sama seorang Casis Polwan Bintara, Marianti Mambrasar meminta kebijakan dari Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Pol Listyanto Sigit Wibowo agar meninjau ulang hasil seleksi Calon Bintara Polwan yang dirasakan tidak adil dan transparan.
“Kami yang datang kesini punya harapan untuk mengabdi kepada negara. Jauh-jauh kami datang dari Papua Barat menggunakan kapal laut. Mohon agar nasib kami diperhatikan oleh Pemerintah terutama dari Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Kapolri Listyo Sigit Prabowo,” katanya.
Perempuan asal Papua Barat ini mengaku, selama di Jakarta dia dan bersama ke 14 rekannya sementara ini ditampung di wisma Pemerintah Provinsi Papua Barat, sampai nasib mereka yang dinyatakan dengan predikat “Lulus dan Tidak Terpilih” mendapat tanggapan dan jawaban yang memuaskan dari Pejabat terkait di institusi Polri.
“Sudah setahun ini status kami terombang-ambing, dan belum ada kejelasan dari pihak Mabes Polri. Padahal keluarga kami sangat berharap agar kami bisa bergabung ke Kepolisian. Ayah dan ibu jelas kecewa, oleh karena itu kepada petinggi di negara ini tolong perhatikan nasib kami,” tuturnya.
Aksi berakhir dengan damai ketika waktu berbuka puasa tiba, mengingat dari 14 orang Casis Polwan tersebut ada beberapa orang yang tetap menjalan ibadah Puasa walaupun harus melakukan aksi baris-berbaris. Diharapkan aksi baris-berbaris dari 14 Casis Polwan Bintara dari Papua Barat ini dapat dilihat, didengar dan diluluskan oleh Kapolri atas persetujuan Presiden RI sehingga mereka bisa melanjutkan ke Sekolah Bintara Polwan. (JN).