Jakarta | Jacindonews – Pasca meninggalnya ketua umum Bamus Betawi H. Abraham Lunggana alias H. Lulung pada Desember lalu, Musyawarah Besar Luar Biasa atau MUBESLUB akhirnya digelar di Sekretariat Bamus Betawi di Taman Budaya Benyamin Sueb, Jatinegara Jakarta Timur, Kamis 28 April 2022.

Musyawarah Besar Luar biasa yang dihadiri dan dibuka oleh pendiri sekaligus ketua majelis adat H. Nuri Taher, memiliki agenda tunggal yaitu memilih dan mengangkat ketua umum pengganti almarhum H. Lulung guna melanjutkan program-program sebagaimana yang telah diamanatkan dalam rapat kerja Bamus Betawi sebelumnya.

Salah satu aktivis muslim kelahiran Betawi Jalih Pitoeng, menyampaikan pendapat dan harapannya demi kemajuan masyarakat betawi.

“Saya mengapresiasi penyelenggaraan Mubeslub Bamus Betawi kemarin” ungkap Jalih Pitoeng, Sabtu (30/04/2022).

Karena menurut Jalih Pitoeng, essensi dari sebuah musyawarah itu adalah hasil keputusan nya. Artinya tidak harus ditempat yang megah dan mewah. Justru dikantor sekretariat akan jauh lebih kongkrit dan mengikat hasilnya.

Ditanya tentang potongan vedeo pendek yang beredar diberbagai platform media sosial tentang adanya protes dan kekecewaan salah satu kelompok pendukung, Jalih Pitoeng mengajak anak betawi untuk lebih memprioritaskan kepentingan yang lebih besar yaitu kemajuan masyarakat betawi.

“Saya sebagai anak betawi asli dan mencintai tanah betawi, tidak menjadi masalah siapapun yang akan memimpin gerbong terbesar di tanah betawi ini” Jawab Jalih Pitoeng.

Diketahui Riano Ahmad ditetapkan sebagai ketua umum Bamus Betawi dalam Mubeslub Bamus Betawi yang akan melanjutkan priode almarhum H. Lulung sebelum nya 2018-2023.

“Yang terpenting memiliki leadershipitas sekaligus mampu menjadi perekat ormas-ormas serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat betawi” pinta Jalih Pitoeng.

Ditanya apa pendapatnya tentang adanya kekecewaan dari kelompok yang tidak puas dan atau menolak hasil Mubeslub tersebut, Jalih Pitoeng bijaksana menyikapinya.

“Dalam sebuah kontestasi itu biasa ada yang kalah dan ada yang menang” Jalih Pitoeng mengawali Jawabannya.

“Namun sesungguhnya semua menang. Karena Bamus Betawi adalah rumah besar kita semua sebagai anak betawi” sambungnya.

“Jadi jangan karena kita atau kelompok kita tidak lulus dan lolos menjadi sesuatu yang kita harapkan lalu kita keluar dari rumah besar ini. Tentang adanya kekurangan dan kelemahan dalam proses penyelenggaraan Mubeslub tersebut, bukan berarti kita harus berseteru. Justru sebaliknya kita harus bersatu” pinta Jalih Pitoeng mengingatkan.

“Karena ada yang jauh lebih penting dari sekedar siapa jadi apa. Tapi bagaimana kita sesama anak betawi bergandengan tangan, guyub dengan semangat kesatuan berusaha memprioritaskan kepentingan yang sangat jauh lebih besar dan lebih penting yaitu bagaimana kita berpikir, bersikap dan berbuat demi kemajuan masyarakat betawi yang lebih bermartabat” pungkas Jalih Pitoeng. *(LI)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *