Jakarta | Jacindonews – Ramai berita tentang ditangkapnya salah satu presidium ASELI (Aliansi Selamatkan Indonesia) menghiasi berbagai group WA menjadi perhatian netizen dan aktivis pencinta keadilan.
Wakil ketua Majelis Taklim DMI Provinsi Lampung Bunda Merry diketahui ditangkap dalam perjalanannya kesuatu tempat di Lampung Utara pada 18 Mei 2020. Tepatnya menjelang Aksi Akbar Nasional di DPR MPR Jakarta Pusat.
Dirinya ditahan selama 5 hari atas tuduhan membawa anak dibawah umur pada aksi unjuk rasa tentang penistaan agama yang mengecam statment menteri agama Yaqut Cholil Qoumas beberapa bulan lalu. Dirinya juga membantah membawa anak dibawah umur dalam aksi unjuk rasa tersebut.
“Saat itu saya memang sebagai korlap aksi. Tapi bukan saya yang membawa anak santri dibawah umur. Tapi salah seorang ustadz yang akhirnya kami ketahui membawa anak dibawah umur” ungkap Bunda Merry, Jum’at (27/05/2022).
“Jadi maaf bukan saya yang membawa anak dibawah umur” imbuhnya menegaskan.
Ditanya bagaimana perasaannya atas ditahan dan tidak bisa ikut aksi akbar nasional yang digelar oleh ASELI (Aliansi Selamatkan Indonesia), sebagai mujahidah yang kerap kali melakukan aksi unjuk rasa bersama Jalih Pitoeng, menyampaikan kesedihan dan keperihatinannya.
“Ada perasaan sedih juga karena saya tidak bisa hadir pada aksi di Jakarta” jawab Bunda Merry.
“Namun walaupun secara dhohir saya berada didalam jeruji besi, tapi jiwa dan semangat amar makruf nahi munkar saya tetap ada dan membersamai kawan-kawan yang sedang berada dalam aksi di DPR MPR” sambung Bunda Merry menyayangkan pristiwa penahanan dirinya.
“Karena saya tahu agenda aksi yang akan digelar oleh ASELI adalah aksi yang benar dan konstitusional. Sehingga saya dan para aktivis serta mujahid dan mujahidah sudah berencana akan hadir ke Jakarta” papar Bunda Merry.
Mujahidah yang cerdas dan berani menyuarakan kebenaran inipun menyampaikan bahwa dirinya tidak akan berhenti berjuang dalam rangka menegakan kebenaran dan melawan kezholiman.
“Kita akan tetap semangat berjuang untuk menegakan amar makruf nahi munkar yang telah dicontohkan oleh para alim ulama pendahulu kita termasuk bang Jalih Pitoeng guru kami saat ini dalam setiap aksi bela Agama, Ulama, Bangsa dan Negara” sambung Bunda Merry penuh semangat.
Sementara ketua presidium ASELI (Aliansi Selamatkan Indonesia) menyayangkan pristiwa penangkapan dan penahanan Bunda Merry tersebut.
“Saya sangat menyayangkap pristiwa penangkapan dan penahanan salah satu mujahidah presidium kita” kata Jalih Pitoeng saat diminta pendapatnya, Jum’at (27/05/2022).
Jalih Pitoeng menduga bahwa hal tersebut adalah bagian dari upaya penggembosan Aksi Akbar Nasional di DPR MPR yang digelar oleh ASELI.
“Rencana Aksi ini kan sudah Viral diberbagai media sosial sejak Maret lalu. Dimana kami dari ASELI sudah merelease flyer-flyer dan informasi tentang agenda aksi tersebut” jelas Jalih Pitoeng.
“Saya menduga bahwa semua pristiwa yang menimpa bunda Merry tidak terlepas dari bagian upaya penggembosan terhadap agenda aksi yang kita gelar bertepatan dengan hari kebangkitan nasional” sesal Jalih Pitoeng.
“Karena selain itu, secara informatif saya juga mendapat informasi bahwa ada penyekatan-penyekatan terhadap para pendukung ASELI menuju lokasi aksi oleh oknum-oknum tertentu” jelas Jalih Pitoeng
“Saya secara pribadi maupun secara institusi dari ASELI sangat menaruh hormat, salut seksligus bangga terhadap sikap politik dan semangat keberanian yang penuh kecerdasan dari bunda Merry” ungkap Jalih Pitoeng.
“Saat ini kita memang sangat membutuhkan tokoh-rokoh aktivis, mujahid dan mujahidah yang berkwalitas dan berintegritas serta teguh secara mentalitas seperti beliau. Karena disamping tulus dan ikhlas, juga butuh keberanian dan kecerdasan dalam berjuang. Sebagaimana yang kita canangkan sebagai slogan perjuangan ASELI yaitu Bela Agama, Ulama, Bangsa dan Negara” pungkas Jalih Pitoeng. *(LI)