JAKARTA | JacindoNews – Kamis, 23 Maret 2022.
Perjuangan pasti memiliki nilai esensial baik dimata masyarakat maupun dimata Allah SWT Tuhan YME, proses perjuangan yang didasari oleh niat tulus dan keluhuran budi pekerti terhadap keyakinan dalam menebar kebaikan pasti akan selalu ada ganjarannya (imbalan/balasan) dari Tuhan YME.

Sejarah menuliskan melalui fakta, bagaimana perjalanan umat Islam yang selalu mendapatkan intimidasi, diskriminasi hingga intervensi diseluruh dunia, khususnya dunia belahan barat, juga termasuk di negara Indonesia sendiri, walaupun bukan negara Islam namun berpenduduk mayoritas muslim, namun tidak dipungkiri hal tersebut adalah hasil propaganda dan politisasi kolonial yang tidak saja merampok hasil bumi Indonesia tapi lebih dari itu menanamkan doktrin atau dogma yang salah serta jauh dari adat budaya, kearifan lokal bahkan fakta sejarah bangsa Indonesia, hingga mengakar dan mendarah daging pada generasi selajutnya sampai saat ini.

Ket. Gambar : Dewi Motik dan Waty Salam bersama Komunitas Emak/Bunda Aspirasi

Hingga sebuah perubahan terjadi dimana delegasi utusan Pakistan di forum PBB dalam sidang umum yang dilaksanakan di markas besarnya New York USA pada 15 Maret 2022 lalu mendorong usulan Anti-Islamophobia yang mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat hingga melahirkan keputusan Combat-Islamophobia yang bila diartikan kedalam bahasa Indonesia adalah Lawan, Serang, Serbu terhadap segala sesuatu perbuatan Islamophobia, jelas ini sebuah langkah spektakuler Amerika Serikat melalui forum Internasional PBB dan mendapat dukungan penuh secara aklamasi dari 193 delegasi negara pesertanya, termasuk perwakilan dari Indonesia.

Namun keputusan sidang umum PBB tersebut harus ditindak lanjuti dengan langkah kongkret selanjutnya dari negara peserta SU PBB 15 Maret 2022 tersebut, sehingga tidak akan terjadi lagi seperti peristiwa yang terjadi di India yang menuai kecaman dunia Internasional beberapa waktu yang lalu.

Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Mohammad Kurniadi Koba, menyatakan Pemerintah Indonesia yang merupakan salah satu anggota OKI mendukung resolusi ini.(dikutip dari Viva.co.id 17/03/22)


“Dewi Motik : Saya sangat menentang pelecehan terhadap Islam dan Nabi Muhammad Saw, tapi saya sangat mencintai kebersamaan dan perdamaian dalam perbedaan” (Kamis, 23/06/2022)


Dalam upaya mencari dukungan untuk mengimplementasikan keputusan PBB melalui Sidang Majelis Umum nya, Komunitas Emak/Bunda Aspirasi yang dipunggawai Waty Salam mencoba menggandeng beberapa tokoh nasional wanita seperti Dewi Motik, Fahira Idris dan lain-lain.

Fahira Idris tokoh wanita yang juga menjadi anggota DPD RI perwakilan DKI Jakarta sangat mendukung keputusan Majelis Umum PBB tentang Anti-Islamophobia bahkan mendorong program Komunitas Aspirasi tersebut, “ini langkah cerdas dan elegan yang patut mendapat perhatian serta dukungan dari pemerintah” ujar Fahira Idris saat ditemui dikediamannya (Senen, 20/06) yang berjanji akan mengupayakan dan mendorong melalui keterwakilannya di DPD RI, begitu pula tokoh pengusaha wanita nasional yang menjadi Ketua Umum dari IWAPI Dewi Motik yang sangat mendukung langkah dari Komunitas Emak/Bunda Aspirasi yang dibina oleh Mayjen TNI (Purn) Tatang Zaenudin dan di komandoi oleh Waty Salam ini.(Jacindo.Red)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *