JAKARTA | Jacindonews – Semakin dekatnya pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur pada gelaran pilkada Jakarta, telah bermunculan nama-nama besar yang ramai diberbagai media.

Sebut saja para mantan gubernur DKI Jakarta seperti Anies Baswedan dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Bahkan diawal-awal ramai jadi perbincangan nama beken mantan gubernur Jawa Barat yang ahli dalam menata kota Ridwan Kamil.

Salah satu pendorong diberlakukannya kembali UUD 1945 naskah asli, Jalih Pitoeng berharap agar siapapun sosok kandidat yang akan diusung menjelang masa pendaftaran, akitivis Betawi ini meminta kepada seluruh partai pengusung agar mengikut sertakan putra terbaik Betawi dalam kontestasi.

“Kepada seluruh partai politik selaku pengusung cagub dan cawagub, kita dari Jalih Pitoeng Centre meminta agar mengikut sertakan putra-putra terbaik Betawi dalam kontestasi pilkada kali ini” ungkap Jalih Pitoeng, Jum’at (26/07/2024).

“Dan perlu diingat bahwa ini adalah pilkada pertama pasca Jakarta tidak lagi menjadi ibukota” sambung Jalih Pitoeng menegaskan.

Saat ditanya siapa yang layak dan pantas untuk dicalonkan sebagai pemimpin Jakarta kedepan, Jalih Pitoeng sampaikan bahwa dirinya memiliki 2 jagoan.

“Kita punya dua jagoan secara intelektual” jawab Jalih Pitoeng spontan.

“Ada bang Aji Marullah Matali dan Profesor Dailami Firdaus” sambung Jalih Pitoeng.

Masih menurut Jalih Pitoeng bahwa yang diusung dan dijagokan oleh dirinya adalah tokoh-tokoh Betawi yang memiliki kelayakan dan kepantasan serta mumpuni dalam memimpin tanah Betawi.

“Beliau adalah orang-orang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas serta berintegritas. Sehingga sangat layak dan pantas untuk mejadi pemimpin tanah Betawi. Baik sebagai gubernur maupun sebagai wakil gubernur” ungkap Jalih Pitoeng.

Aktivis betawi yang dikenal kritis ini mengingatkan bahwa Jakarta juga punya catatan gemilang tentang prestasi putra asli Betawi memimpin Jakarta. Seperti Edy Nalapraya yang sempat menjabat sebagai wakil gubernur. Bahkan Fauzi Bowo sempat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang sukses gemilang menjadikan kota Jakarta menjadi kota yang maju dan berkembang dimasa kepemimpinannya.

Menurut Jalih Pitoeng tak ada pesta demokrasi tanpa melibatkan anak Betawi dalam kontestasi pilkada Jakarta yang akan berlangsung November tahun ini.

“Pokoknya No Betawi No Party” celetuk Jalih Pitoeng.

“Mengapa saya bilang begitu, karena kita punya sejarah yang tak bisa dilupakan. Baik sejarah merebut Jakarta dari penjajahan Portugis hingga masa perjuangan merebut kemerdekaan. Apalagi kaum Betawi adalah populasi terbesar sebagai warga Jakarta” Jalih Pitoeng mengingatkan.

“Oleh karena itu, janganlah kita menjadi bangsa yang durhaka” imbuhnya menegaskan.

“Bangsa yang hanya mengedepankan syahwat politik kekuasaan belaka dan melupakan sejarah perjuangan para leluhur, pahlawan sekaligus para pendiri bangsa ini” celetuk Jalih Pitoeng pedas.

“Kita Kaum Betawi memiliki kurang lebih 2, 8 juta yang ekuivalen dengan 27% dari suara yang akan diperebutkan dalam pilkada nanti” katanya.

“Sebuah angka yang pantastis serta sangat signifikan dan memiliki power sharing sekaligus bargaining position yang kuat serta tidak bisa diabaikan” Jalih Pitoeng menegaskan.

Selain itu, Jalih Pitoeng juga menegaskan bahwa para tokoh putra Betawi yang dijagokannya bukan kaleng-kaleng apalagi asal-asalan dan sembarangan.

“Para putra terbaik Betawi yang kita jagokan atau kita usulkan juga bukan kaleng-kaleng atau asal-asalan. Apalagi kaleng rombeng” sambungnya berguman.

“Akan tetapi orang-orang yang memiliki kemampuan dan berpengalaman. Misalnya Dr. H. Marullah Matali, Lc., M.Ag yang telah berpengalaman dibirokrasi. Bahkan beliau meniti karir dan menjalankan amanah sejak menjabat sebagai Walikota, Sekda hingga saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata” Jalih Pitoeng memaparkan.

“Selain itu, dalam organisasi kesukuan dan keadatan, beliau juga saat ini diamanatkan sebagai ketua wali amanah Majelis Kaum Betawi yang merupakan rumah besarnya orang Betawi. Dimana didalamnya terdapat ratusan organisasi kebetawian. Ada organisasi besar berbasis massa seperti FBR (Forum Betawi Rempug), FORKABI (Forum Komunikasi Anak Betawi), Bamus Betawi, sanggar-sanggar, lembaga kebudayaan dan lain sebagainya” papar Jalih Pitoeng dengan rinci.

“Demikian juga halnya Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH., L.LM., MBA yang sudah mewakili rakyat beberapa priode sebagai anggota DPD RI hingga saat ini terpilih kembali” terang Jalih Pitoeng.

Putra mantan menteri sosial di era Soeharto ini juga dikenal sebagai akademisi yang berjuang dalam dunia pendidikan dan agama.

Pimpinan perguruan tinggi Universitas Islam Asyafi’iyah sekaligus pembina Badan Kontak Majelis Taklim se Indonesia ini merupakan penerus ulama besar asli Betawi Kiayi Haji Abdullah Syafi’i.

Sebagai tokoh pembaharu, selaku cucu dari kiayi haji Abdullah Syafi’i, Dailami Firdaus juga sangat dikenal. Baik dikalangan ulama nasional maupun dalam kancah internasional atas berbagai prestasinya ditingkat dunia.

“Sehingga, secara kompetensi dan kompetitif, mereka bisa diuji kemampuannya. Apalagi kita melihat sejarah dan keterwakilan sebagai putra asli Betawi selaku pemilik negeri. Dan sebagai provinsi yang memiliki sifat kekhususan, maka wajiblah kiranya melibatkan putra terbaik tanah Betawi untuk memimpin kampoengnya sendiri” pungkas Jalih Pitoeng. (Mjb).

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *