Italia | Jacindonews2021 – Menteri Perencanaan pembangunan Nasional melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi dan Perencanaan Kerajaan Arab Saudi, Faisal Al-Ibrahim, Selasa (29/06/2021) di Matera, Italia.
Hal yang dibahasa dalam pertemuan tersebut antara lain, pertama, Indonesia menghargai dan juga memuji presidensi Kerajaan Arab Saudi karena menyarankan untuk memperbarui Kerangka FSD. Indonesia mendukung prakarsa tersebut dan telah mempertimbangkan untuk melanjutkan prakarsa tersebut dalam presidensi.
Indonesia percaya bahwa topik tersebut masih relevan hingga saat ini. Pembiayaan inovatif membuka pintu untuk memindahkan aliran sumber daya untuk SDGs dari miliaran menjadi triliunan. Namun, Indonesia tidak mungkin untuk memperkenalkan konsep baru dan sebaliknya akan fokus pada implementasi dan operasionalisasi mekanisme yang ada.
Kedua, Indonesia percaya bahwa proses pemulihan dari pandemi Covid-19 merupakan langkah penting untuk melangkah lebih kuat di masa pandemi ini. Inilah sebabnya, di tahun mendatang, kepresidenan Indonesia bermaksud menjadikan pemulihan dan ketahanan sebagai prioritas utama.
Dalam melakukan itu, Indonesia berencana untuk memilih hingga empat bidang transformatif utama yang akan menjadi nilai tambah inti DWG selama masa kepresidenan mendatang.
Indonesia juga bertujuan untuk mengembalikan pentingnya multilateralisme sebagai sarana untuk mencapai pemulihan global, mengingat meningkatnya ketegangan dan arah kebijakan yang melihat ke dalam dari begitu banyak negara. Menghadapi masalah besar seperti pandemi Covud-19 membutuhkan upaya bersama dan untuk memutuskan arah mana yang akan ditempuh.
Kebijakan yang melihat ke dalam tidak diragukan lagi akan menghambat upaya pemulihan global. Oleh karena itu, Indonesia percaya harus mengupayakan kolaborasi dan kemitraan, baik untuk upaya melawan pandemi Covid-19 maupun untuk mencapai target SDGs kembali ke jalurnya untuk mencapai build back yang lebih baik.
Prioritas lain yang Indonesia rencanakan untuk ditingkatkan tahun depan adalah pembiayaan inovatif, yang dibangun di atas Kerangka Kerja Pembiayaan untuk Pembangunan Berkelanjutan yang disampaikan pada masa kepresidenan Kerajaan Arab Saudi. Pemerintah Indonesia yakin topik tersebut masih sangat relevan hingga saat ini, terutama dengan efek gunting yang sedang kita hadapi saat ini.
Pembiayaan inovatif membuka pintu untuk memindahkan aliran sumber daya untuk SDGs dari miliaran menjadi triliunan, dan untuk itu Indonesia berencana membahas keuangan campuran. Namun demikian, Indonesia akan memastikan bahwa pembiayaan inovatif tidak akan mengalihkan bantuan dan ODA dari negara-negara berpenghasilan rendah yang paling membutuhkannya. (Kementerian PPN/Bappenas – JN).