Bandung,Lembang | Jacindonews – Anggota MPR RI, Nurul Arifin berpesan kepada Pewarna Jawa Barat agar membagikan berita ataupun informasi di era digital sebaiknya mengetahui terlebih dahulu apa yang bisa dibagikan atau tidak.
Apalagi beredarnya berita bohong, palsu fitnah atau ‘hoax’ yang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat telah dianggap sebagai informasi atau berita yang benar akibat masifnya berita ‘hoax’. “Jangan mudah percaya dsngan semua yang ada diinternet, coba berpikir kritis sebelum membagi informasi,” ujarnya.
Menurut Politikus, Nurul Arifin, pers atau jurnalis menjadi sebuah sarana dalam memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial seperti yang tertera di UUD 1945 pasal 28F.
Pemahaman nilai-nilai kebangsaan perlu dilakukan dimasyarakat Indonesia tetapi juga kepada kelompok ibu atau perempuan yang banyak menyebarkan berita ‘hoax’ lewat telepon androidnya.
“Bagaimanapun perempuan atau ibu ibu rumah tangga adalah yang paling mudah ikut-ikutan dalam menyebarkan berita atau informasi dengan meshare hal hal yang mengakibatkan perpecahan negara kesatuan republik Indonesia,” ujar perempuan dari Fraksi Golkar ini, saat bersama Pewarna Indonesia, di Lembang, Bandung. Jumat siang (9/7/21).
Untuk itu, kata Nurul, peran jurnalis sebagai penyaji informasi yang berbasis kebenaran dalam menjaga keutuhan berbangsa dalam kebhinekaan tetap menjaga kualitas informasi dan konten berita yang sehat dan baik.
“Tugas media memberikan informasi yang benar dan tidak menimbulkan kepanik-an, seperti saat ini,” kata perempuan kelahiran Bandung ini.
Apalagi, kata Alumni UI ini, banyaknya pergeseran dan pembelokan informasi hingga beredarnya ‘hoax’ (berita kebohongan) yang mencapai 62,8 persen lewat chatting WA.
“Ditambah, sekarang dibelokkan lagi dengan informasi hoax, seperti adanya kegagalan pemerintah dalam mengelola covid dengan nuansa yang mengarah ke isu politik,” tandas pemeran Dewi dalam film ‘Ketika Cinta Telah Berlalu’.
Ia juga mengingatkan saatnya menjadi netizen yang baik hati dengan tidak menghakimi seseorang. “Netizen yang berani ketika ia melaporkan konten negatif, mengingat media penyebar berita hoax berbau SARA sebanyak 88,6 persen,” pungkasnya.
Sosialisasi Pilar Kebangsaan ini yang digagas oleh Pewarna Jawa Barat lewat daring tetap menerapkan protokol kesehatan, dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Tampak juga kehadiran Pebimas Kristen Jawa Barat, Surya Minda Sirait, Penasehat Pewarna Jawa Barat Kikit Wiranti, Ketua Umum Pewarna Yusuf Midjiono, Ketua Pewarna Daerah Jawa Barat, Kefas Kevin Devananda,(dms)