JAKARTA | Jacindonews -Betapa marah dan kagetnya George W. Bush yang belum lama pada Januari 2001 dilantik menjadi Presiden AS, Negara Adidaya Dunia, pada 11 September tahun yang sama terjadi Penyerbuan (attack) terhadap Negaranya oleh Pihak Asing. Penyerbuan dilakukan di 3 (tiga) target strategis di Daratan AS: World Trade Center di New York; Kantor Markas Besar Pertahanan AS di Pentagon, Arlington, Virginia; dan White House, Istana Kepresidenan, di Washington, DC. Sasaran pertama dan ke dua berhasil. Hampir 3000 orang mati dalam peristiwa itu…

Apabila GWB teliti dan tidak sombong mau membaca dan mendengar informasi intelijen, dari FBI, CIA dan NSA, maka penyerbuan itu bisa diketahui sebelumnya dan digagalkan. Para penyerbu adalah 9 (sembilan) orang warganegara Arab Saudi yang telah berkoordinasi dengan Jaringan Anti AS, termasuk Al Qaeda. Beberapa tahun sebelumnya, mereka terekam di Jerman, Checknya, Afghanistan dan beberapa negara lain di Eropa, AS dan Asia.

Sri Bintang Pamungkas.

Para penyerbu adalah pilot-pilot pesawat terbang yang kemudian membajak pesawat terbang AS untuk digunakan sebagai Peluru Kendali guna menghacurkan sasaran. Pesawat American Airlines dan United Airlines diterbangkan masing-masing dari Boston untuk ditabrakkan ke Menara Kembar WTC di New York. Sasaran berhasil diruntuhkan… Gedung Pencakar langit itu ambruk total. Pesawat berikutnya, American Airlines, diterbangkan dari Dulles Airport dekat Washington, DC berhasil ditabrakkan hanya pada sisi kiri Gedung Pentagon, dan menimbulkan kerusakan besar dan korban.

Pesawat ke empat, United Airlines yang terbang dari Newark, New Jersey, jatuh di wilayah Pennsylvania, karena pembajak bisa dikalahkan oleh para penumpang pesawat. Pesawat ini ditujukan untuk meluluhlantakkan White House Istana tempat mengantor GWB.

Presiden Bush mengira ini semua adalah perbuatam Osama Bin Laden, Pemimpin tertinggi Al Qaeda yang pernah berjuang di Afghanistan melawan Pasukan Pendudukan Rusia. Jaringan Al Qaeda ada di mana-mana dan dicurigai melakukan berbagai penyerangan dan penyerbuan dengan target pasukan-pasukan AS. Al Qaeda pula ysng dituduh menghancurkan Pasukan AS di Mogadishu, Somalia, di era Presiden Bill Clinton.

Meskipun Tentara AS pernah membantu Pemerintah Afghanistan dan bersama-sama dengan tentara Taliban dan Tentara Perlawanan Rakyat berhasil mengusir Tentara Rusia, tetapi GBW sangat yakin bahwa penyerangan ke daratan AS itu dilakukan oleh Al Qaeda yang mendukung Pemerintah Afghanistan dari Rezim Taliban. Karena itu GWB memerintahkan tentara AS menyerbu Afghanistan, menjatuhkan Rezim Taliban. Dengan dibantu tentara NATO, termasuk Turki, Afghanistan diduduki, dan dibentuk Pemerintahan Baru, Pemerintah Boneka AS, untuk mencari dan menghukum Osama Bin Laden.

Terlepas dari apa yang tersembunyi di benak GWB, salahsatu presiden dari Negara Adidaya yang suka mengumbar perang di mana-mana di Dunia dengan alasan menegakkan Demokrasi, Dunia tidak pernah mengira AS mau menduduki Afghanistan sampai 20 tahun. Dunia hanya mengira AS memburu Osama Bin Laden. Bush tidak menemukannya di Afghanistan…, lalu memburunya ke Irak. Dengan alasan yang dibuat-buat, antara lain mencari senjata pemusnah masal dan menghentikan kekejaman Sadam Husein, Irak pun diserbu dan diduduki pula. Sampai sekarang masih ada 250 ribu pasukan AS di Irak.

Di Irak AS mendapatkan minyak Bumi… Bertangker-tangker minyak diangkut ke AS. Tidak demikian di Afghanistan. AS tidak menemukan minyak, sebagaimana minyak ditemukan di hampir semua negara berpenduduk Muslim.

Di Afghanistan hanya ditemukan Opium bahan baku Heroin. Sekarang ditemukan lebih banyak Heroin di jalan-jalan di AS daripada di Afghanistan. Tapi AS masih mengira ada kekayaan alam di Bumi Afghanistan. Karena itu pendudukan berlangsung terus untuk mencari entah emas dan perak, atau Osama. Maka dibuatlah Konstitusi Baru untuk Afghanistan seperti dilakukan kemudian di banyak Negara; termasuk di Indonesia sebagai Negara pertama yang mendapat hadiah Konstitusi Palsu pada 1999. Selanjutnya dibentuklah Rezim Boneka.

Hamid Karzai adalah Presiden Boneka pertama dan kemudian Ashraf Gani sampai sekarang. Rezim Taliban yang tersingkir oleh kedatangan AS dan Negara2 NATO sekutunya mulai angkat senjata bersama-sama Rakyat. Mereka bertekad mengusir Tentara Asing yang menjajah negerinya dan para Bonekanya. AS dan para sekutunya Barat itu pula yang memasok senjata kepada Tentara Taliban… Itulah memang perilaku penjajah… Mereka menjadi Super Powers yang kayaraya oleh perang yang mereka ciptakan sendiri.

Sampai akhir dua periodenya, GWB gagal menemukan Osama Bin Laden. Bush samasekali tidak mengira Osama ada di Pakistan bersama Keluarganya. Pakistan adalah mitra kental AS selama bertahun-tahun Perang Dingin. Sedang Rusia mengambil India sebagai mitranya dalam menghadapi AS. Itulah sebabnya Pakistan dan India bisa menjadi Negara-negara berkekuatan Nuklir…

Para intelijen Barack Obama, pengganti George Bush, lewat seorang intelijen perempuan, Alfreda Bikowsky, akhirnya mencium keberadaan Osama di Abbottabad, Pakistan. Penemuan itu tidak terlepas dari informasi yang didapat dari balik jeruji Guntanamo Bay tempat para tahanan kelas puncak milik AS di Cuba. Dalam sebuah penyerbuan dengan kode Zero Dark Thirty (jam 00:30) Ussamah bin Mohammed bin Awwad bin Laden akhirnya terbunuh. Oleh perintah Obama, jasad Osama dikubur di laut…

Duapuluh tahun sudah sejak Peristiwa 9/11 di New York Afghanistan diduduki oleh ratusan ribu tentara NATO atas perintah AS. Sejauh yang diketahui publik, mereka tidak menemukan apa-apa kecuali kematian darah, amarah…. dan miliaran Dollar yang habis tanpa guna. Tentara Taliban terus mendesak dan satu demi satu wilayah Pemerintah Boneka Afghanistan direbut kembali oleh Rezim Taliban. Presiden AS yang baru, Joe Biden, pun akhirnya mengumumkan akan menarik seluruh pasukan AS dari Afghanistan mulai Mei 2021 sampai habis pada 11 September 2021.

Kebijakan AS ini menambah semangat tentara Taliban untuk terus-menerus menerobos, menyerbu dan menghancurkan benteng-benteng pertahanan Rezim Pemerintah Boneka. Mental perang para tentara pemerintah serta tentara pendudukan AS dan NATO pun runtuh dan hancur menghadapi serbuan tentara Taliban. Satu-demi-satu wilayah Pemerintah Ashraf Gani jatuh ke tangan Rezim Taliban. Sekalipun perundingan perdamaian terus diupayakan, Panglima-panglima Taliban di lapangan menyeru perdamaian baru tercapai setelah Ashraf Gani menyerah.

Serbuan pasukan Taliban sangat mirip dengan serbuan pasukan Vietcong dari Utara menaklukkan Saigon dalam Perang Vietnam. Timbul kekacauan luar biasa di kalangan Rezim Boneka, Kantor-kantor Kedutaan Besar dan pasukan NATO sendiri, mengkhawatirkan terjadinya pertumpahan darah ketika Pasukan Taliban menyerbu Kabul. Sementara itu pasukan pendudukan AS dan NATO mulai menghilang. Pada bulan Mei 2021, saat Joe Biden mengumumkan penarikan pasukan AS, wilayah Taliban baru 20%, tetapi di bulan Agustus ini sudah mencapai 85%.

Ashraf Gani hanya mampu menengok benteng terakhirnya di sekeliling Kabul sebelum menyerah. Dia pun hanya bisa menyaksikan warga Afghanistan yang mengantre untuk mendapatkan Visa dan Paspor warganegara AS. Tidak hanya mereka yang merasa pernah bekerjasama dengan pasukan AS sebagai mata-mata AS ataupun sekedar penerjemah, tapi juga rakyat biasa yang pandangan Islamnya berlainan dengan para pengikut Taliban. Jumlah mereka jutaan… sebagian dari mereka sudah sampai di daratan AS. Ini adalah biaya yang harus dibayar AS dari arogansinya sebagai superpowers dan sekaligus kekalahannya melawan Tentara Rakyat.

Apa yang terjadi di Vietnam dan Afghanistan bisa juga terjadi pada Rezim Boneka Joko Widodo. Rezim Boneka Cina Indonesia ini seakan-akan sedang bersiap-siap menyambut kedatangan Tentara Merah Cina dari RRC yang segera membuka kedok dari penyamarannya sebagai tenaga kerja migran. Joko Widodo tidak memperhitungkan, bahwa wilayah Indonesia yang maha luas, yang bisa dikuasai tentara Cina dan para Kamerad Cinanya di dalam negeri tidak seberapa banyak.

Jokowi mungkin tidak menduga, bahwa dalam waktu dekat pun “tentara rakyat” Indonesia bisa menjadi Air Bah untuk menghancurkan Rezim Boneka… Seperti yang pernah terjadi pada Soekarno dan Soeharto… bahkan dengan tangan kosong sekalipun! Orang-orang Cina yang takut terhadap Air Bah Revolusi, termasuk orang-orang asing dan orang-orang kaya negeri ini pun sudah mulai melarikan diri terbang ke luar negeri… Ganti Rezim dan Ganti Sistim akan segera terjadi.***


*SBP

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *