JAKARTA | JacindoNews – GMDM (Gerakan Mencegah Daripada Mengobati), merupakan Ormas yang didirikan untuk mencegah dan mengobati orang-orang yang terkena Narkoba. Tingkat kematian akibat Narkoba di Indonesia masih terbilang tinggi dan rata-rata usia muda dan produktif. Oleh karena itu, perlu ada bimbingan dari orang tua dan masyarakat luas dengan memberikan edukasi mengenai bahaya narkoba.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Irjend (Purn) Polisi Arman Dapari, Ketua umum GMDM yang baru, usai melakukan Rapat Pedana melalui Zoom Meeting dengan pengurus pusat dan pengurus daerah di kantor GMDM, bilangan daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur, Jumat, (13/05/2022).

Seperti tujuan berdirinya dari GMDM, akan terus melakukan pencegahan bahaya narkoba di Indonesia, dari setiap tingkatan, baik kelompok umur maupun profesi. Salah satunya bentuk kampanye pencegahan. “Paling tidak sedini mungkin kita akan memberi peringatan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi. Tidak terbatas sampai di situ, orang tua juga akan diberikan penjelasan dan sekaligus memberi pelatihan dalam program Parenting Skill, ” ujar Irjen Pol (Purn) Arman Depari dalam paparan nya kepada seluruh pengurus GMDM di Indonesia melalui zoom meeting.
“Sebagaimana kita ketahui, GMDM berdiri sejak 2009, berarti kurang 14 tahun yang lalu. Kita mendirikan GMDM ini sebagai bentuk partisipasi kita dalam membantu negara dan pemerintahan untuk menyelamatkan generasi muda, khususnya anak-anak millennial dari ancaman narkoba. Adapun kegiatan yang kita lakukan, bertitik tolak, pada pencegahan dan rehablitasi bagi meraka yang sudah terpapar atau pencadu narkoba.”
“Program yang sudah kita jalankan selama ini sudah banyak. Kita bekerjasama dengan BNN (Badan Narkotika Nasional), Pemerintah Daerah, terutama di bidang Pendidikan, Sosial dan Kesehatan,” tutur pria yang lama menjabat sebagai Deputi Bidang Penanggulangan BNN 2016.
Lebih jauh ujar pria berdarah Batak Karo asal SUMUT ini, pada 2009 pada saat mendirikan GMDM mempunyai slogan, dengan satu cita-cita yang tulus yaitu membantu dan memastikan Indonesia pada saatnya bersih dari narkoba, di singkat Indonesia BERSINAR.
“Sampai saat ini masih konsisten, berpegang pada tujuan awal, untuk bersama-sama masyarakat bersama seluruh stokeholder, berupaya untuk memerangi dan mengalahkan narkoba. Sehingga tidak bisa mempengaruhi anak-anak muda kita, apakah itu di rumah, di sekolah tempat kerja maupun di lingkungan-lingkungan rawan penyalahgunaan narkoba.”
“Bahkan di tempat-tempat lain yang mungkin dapat mempengaruhi mereka untuk mempergunakan narkoba,” tandas Kapolda Kepulauan Riau 2014-2015 ini.
“Kedepan, kita (GMDM) akan meningkatkan kegiatan pencegahan karena titik berat kita aencegaan penyalahgunaan narkoba, berkerja sama semua stakeholder. Sasaran utamanya kaum millenial. Sekalipun demikian, jika ada korban-korban lain, di luar kalangan millennial, yang perlu mendapat pertolongan kita untuk memberikan kesempatan, diberikan hak untuk direhablitasi, kita akan tetap upayakan membantu.”
“Itu yang saya kira yang paling penting, yang harus kita laksanakan untuk keberlanjutkan program kita pada masa-masa yang akan datang,” papar Arman yang diminta pengurus menjadi Ketua Umum GMDM menggantikan alm. Jeffry Tambayong.
Menurut Arman Depari sebenarnya GMDM memiliki IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor) sebagai tempat yang kemudian menangani rehablitasi atau terapi, sekaligus pengobatan bagi mereka yang menjadi pecandu maupun penyalahgunaan narkoba.
“Namun karena pandemi covid 19 selama dua tahun ini tidak aktif, kita kembalikan ke residance atau kita pulangkan untuk pencegahan terpapar Covid. Dalam waktu dekat kita melihat situasin dan kondisinya, apakah memungkinkan dioperasikan kembali, nanti tergantung keputusan pengurus GMDM baik Pusat dan DPD-DPD. (Ril/Jn).
