SENTANI | JacindoNews – Persiapan Kongres ke VI Masyarakat Adat Nusantara Tahun 2022 di tanah Tabi, Jayapura 24-30 Oktober 2022 sedang dipersiapkan. Pengurus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ( AMAN JAYAPURA )sebagai panitia penyelenggara melakukan berbagai pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menyambut Kongres Masyarakat Adat ke VI tahun 2022 di Jayapura.
Acara tersebut juga berkolaborasi dengan kegiatan Festival Danau Sentani, 10 tahun kepemimpinan Bupati Jayapura Bpk. Matius Awoitauw, SE, MSi dan 09 tahun kebangkitan masyarakat adat di kabupaten Jayapura.
Kegiatan ini dibentuk tiga wilayah di komunitas adat Bhuyakha, Yakni Ralibu, Nolobu, Waibu.
Maksud dan tujuan dari pendekatan yang dilakukan adalah mendatangi Pemimpin adat ( Ondoafi ) dan Kepala Kampung, Kepala-kepala suku, untuk meminta ijin atas rencana penyelenggaraan Kongres Masyarakat adat Nusantara yang melibatkan kampung dan masyarakatnya.
Hal ini di sambut baik, oleh para pemangku adat di tingkat kampung, dalam diskusi antara Pihak Panitia, Pengurus AMAN Jayapura bersama para Ondoafi menyepakati bersama hal-hal yang akan menjadi perhatian bersama.
Ketua DAMANDA yang juga anggota dewan MRP, Ibu Dorince Mehuwe secara simbolis memberikan Atribut ( bendera ) AMAN kepada ketua saudara Ondoafi Atamali Septhinus Ibo di rumah adat kampung Atamali (Obhe M’lam) distrik Ebugfau.
Ibo mengatakan, “Mewakili Pengurus PB AMAN Pusat, Panitia KMAN VI, DAMANDA serta PD AMAN Jayapura, kami menyerahkan Atribut ini, sebagai bentuk komitmen dan juga tanggung jawab bersama untuk mensukseskan Kongres Masyarakat Adat di wilayah hukum adat yang ada.”
“Ada harapan-harapan baru dari para Ondoafi atau pemimpin adat yang disampaikan melalui pertemuan itu, baik Tim yang turun di Wilayah Ralibu, dan wilayah Nolobu, ada hal-hal yang disampaikan oleh para Ondoafi untuk menjadi perhatian bersama dalam persiapan penyambutan sampai dengan pelaksanaan.”
“Masyarakat sudah mempersiapkan hari demi hari. Rapat-rapat yang dilakukan secara adat di para-para adat, sudah diarahkan ke masyarakat adat untuk jaga kenyamanan kampung.”
“Hal terpenting di kampung Atamali adalah soal keamanan. Tentunya hal ini sudah. Saya berharap dalam persiapan infrastruktur layanan publik dan lain-lain menjelang Kongres nanti, diharapkan agar juga diperhatikan listrik dan Jaringan Komunikasi, usai menerima Atribut Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dibawah kepemimpinan ibu Dorince Mahue,” katanya.
Kemudian rombongan pengurus AMAN melanjutkan kegiatan di kampung Babrongko dan Homfolo
Disana rombongan bertemu dengan Ondofolo dan kepala kampung. Homfolo juga salah satu Kampung adat yang sudah mendapatkan kodefikasi dari Departemen Dalam Negeri dan dari 14 kampung adat.
Seluruh kegiatan tersebut mendorong suatu kekuatan perempuan adat, khususnya daerah Papua dan juga siap untuk melayani masyarakat turis lokal dan asing dalam bidang pariwisata yang akan datang dari berbagai mancanegara. (JN).