JAKARTA | Jacindonews – Jelang pemilu dan pilpres 2024, kini telah ramai disibukan dengan deklarasi dukungan Bacapres hingga safari pencitraan dimana-mana.

Rakyat seakan mabuk impian akan adanya perubahan. Banyak jargon-jargon yang membius hati rakyat yang rindu akan perubahan dan keadilan.

Sayangnya tak ada petir tak badai, tiba-tiba pengadilan negeri Jakarta Pusat mengeluarkan putusan atas gugatan partai Prima yaitu menunda pemilu.

Sontak kabar tersebut memenuhi layar kaca pemberitaan dari hari kehari. Terlebih dimedia sosial serta platform media online.

Hujantan dan kecaman hingga tuduhan bahwa istana bermain itu, menjadi suatu yang tak bisa dihindari.

Salah satu aktivis yang dikenal sangat kritis Jalih Pitoeng mengatakan jika Jokowi bunuh diri dalam hal ini menunda pemilu, maka People Power rasanya sangat mungkin terjadi.

“Jika Jokowi membiarkan atau bahkan mendukung penundaan pemilu, rasanya people power sangat mungkin terjadi, ” ungkap Jalih Pitoeng, Selasa (14/03/2023).

Diketahui sebelumnya, aktivis betawi ini juga sempat mendampingi Presiden Kongres Indonesia, Pitra Romadoni Nasution pada saat melaporkan 3 hakim PN Jakarta Pusat ke Komisi Yudisial beberapa waktu lalu.

Menurut Jalih Pitoeng, dirinya mencium aroma yang sangat kuat dan menyengat untuk menunda pemilu.

“Saya tidak mau terperosok terlalu dalam tentang polemik dan perdebatan hukum tentang putusan hakim yang menunda pemilu. Biarlah itu menjadi domain para pakar hukum tata negara dan pemangku kebijakan pada instansi yang berwenang,” papar Jalih Pitoeng.

“Akan tetapi saya mencium bau yang sangat menyengat tentang penundaan pemilu,” tegas Jalih Pitoeng.

“Indikasinya adalah mulai dari statment beberapa politisi dan tokoh yang diaplikasikan dengan aksi-aksi unjuk rasa kepala desa, deklarasi APDESI serta beberapa pristiwa yang kasat mata untuk dijadikan sebagai bahan analisa,” sambung Jalih Pitoeng.

“Jika ini dibiarkan dan dipaksakan penudaan pemilu, maka saya ingat kepada Jokowi selaku presiden sekaligus kepala negara, bahwa dirinya telah menciptakan ‘Kegentingan’ yang disengaja,” Jalih Pitoeng mengingatkan.

“Maka kosekwensi politik, sosial nya akan sangat mahal. Yaitu gerakan rakyat secara besar-besaran dan serentak atau yang populer disebut ‘People Power’ tak dapat dihindarkan,” pungkas Jalih Pitoeng. (MJ).

By Admin

error: Content is protected !!