**Oleh: Dinda Chairunnisa Jalih
JAKARTA | Jacindonews – Jumat (07/04/2023). Pendidikan inklusi makin dibutuhkan keberadaannya di tanah air seiring dengan makin bertambahnya anak-anak yang dikategorikan termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK).
Apa itu pendidikan inklusi?
Pendidikan Inklusi adalah sistem layanan pendidikan di mana siswa yang memiliki kondisi khusus dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Sekolah inklusi adalah istilah yang diberikan kepada sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif, karena setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak sebagai pelayanan dasar yang wajib diberikan kepada warga Negara tanpa kecuali.
Apa Itu Sekolah Inklusi?
Sekolah inklusi adalah tempat di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama dengan anak-anak reguler lainnya. Namun, anak berkebutuhan khusus tetap didampingi oleh guru pendamping selama kegiatan belajar mengajar.
Sistem pembelajaran, pengajaran, kurikulum, sarana dan prasarana, serta sistem penilaian di sekolah inklusi akan mengakomodasi kebutuhan anak berkebutuhan khusus, sehingga mereka dapat beradaptasi dan menerima pendidikan sebaik mungkin.
Manfaat Sekolah Inklusi
Dengan bersekolah di sekolah inklusi, anak berkebutuhan khusus akan mendapatkan berbagai manfaat berikut ini; hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik reguler lainnya di kelas
Berbagai fasilitas untuk belajar dan mengembangkan diri, terlepas dari keterbatasannya.
Dorongan untuk lebih percaya diri. Kesempatan untuk belajar dan menjalin persahabatan bersama teman sebaya
di sekolah inklusi, anak berkebutuhan khusus akan dididik bersama anak lainnya yang tidak memiliki keterbatasan serupa. Di kelas tersebut, para siswa bisa terlatih dan terdidik untuk dapat menghargai, menghormati, dan menerima satu sama lain dengan penuh empati.

Beberapa Tantangan yang Dihadapi Sekolah Inklusi
Adanya pendidikan inklusi dapat menjadi alternatif bagi para orang tua untuk menyekolahkan anaknya yang memiliki kebutuhan khusus. Namun, tidak semua sekolah reguler dapat menerima siswa ABK karena pendidikan inklusif hanya diselenggarakan oleh sekolah yang ditunjuk secara langsung oleh pemerintah.
Hingga kini, sekolah inklusi masih terbatas jumlahnya dan tidak tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini mungkin menjadi tantangan bagi para orang tua dan anak berkebutuhan khusus untuk mengakses pendidikan yang memadai.
Selain itu, masih banyak pula sekolah inklusi yang belum siap untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi karena berbagai hambatan dan tantangan, seperti;
Minimnya jumlah tenaga pengajar atau staf guru pendamping khusus.
Tidak semua guru dan staf di sekolah memahami cara mengajar dan membimbing anak-anak berkebutuhan khusus.
Kemungkinan adanya penolakan dari orang tua atau siswa reguler untuk belajar bersama dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Fasilitas yang belum memadai, misalnya terbatasnya buku atau keperluan pembelajaran lain yang menggunakan huruf Braille untuk siswa tunanetra
Risiko bullying atau perundungan dari siswa reguler terhadap siswa berkebutuhan khusus.
Sekolah Al Husna Kota Tangerang yang berdiri sejak tahun 2000 silam yang kini sudah empat tahun membuka kelas Inklusi, pada awalnya belum menerima siswa kategori khusus (ABK).
Saat ini, Al Husna Kota Tangerang Selatan, salah satu sekolah yang membuka kelas secara khusus memberikan layanan bagi ABK (Inklusi).
Keputusan untuk menerima siswa berkebutuhan khusus, menjadi sekolah inklusi, diambil setelah melihat jumlah ABK yang membutuhkan sekolah juga makin bertambah secara signifikan. Konsekwensinya, Al Husna Kota Tangerang Selatan mesti menyiapkan tenaga guru khusus yang akan menangani pendidikan para siswa istimewa ini.

Bagaimana model pengajarannya?
Saat calon siswa mendaftarkan diri untuk bergabung di Al Husna Kota Tangerang Selatan, maka seluruh siswa akan mengikuti test MIR (Multiple Intellegences Research).
Test ini bertujuan untuk mengetahui gaya belajar serta potensi unggul yang dimiliki setiap siswa, agar guru bisa menentukan cara mengajar yang tepat.
Siswa yang terdeteksi membutuhkan stimulasi khusus, selanjutnya akan mengikuti assessment psikologi oleh tenaga professional untuk menentukan model pembelajaran yang dibutuhkan oleh masing-masing siswa yang meliputi, pengajaran langsung, pengajaran bertahap, latihan motorik, permainan edukatif, serta modeling.
Secara umum seluruh model pembelajaran tersebut bertujuan untuk melatih kemandirian anak dan mengembangkan secara maksimal kemampuan siswa dalam hal bahasa, sosial dan emosional, motorik, perkembangan perilaku dan perkembangan akademik. Mereka mendapatkan pelayanan khusus di kelas tersendiri secara terjadwal. Di luar jam pelayanan khusus tersebut, mereka tetap berbaur dengan siswa di kelas regular.
Ibu Syifa, salah seorang dari orangtua siswa spesial Al Husna Kota Tangerang Selatan yang telah bergabung selama tiga tahun, mengungkapkan kegembiraannya.
“Saat awal masuk, kami masih cemas apakah anak kami bisa beradaptasi, namun setelah beberapa waktu, ia bahkan bisa menyiapkan keperluan sekolahnya sendiri. Sekarang komunikasinya sudah dua arah, meskipun kata-katanya masih terbatas. Ananda juga semakin mandiri, bahkan bisa memasak untuk diri sendiri juga untuk kakaknya” ungkap ibu Syifa dengan penuh bahagia.
Sekolah inklusi mungkin bisa menjadi pilihan yang baik bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus agar bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar, tumbuh dan berkembang dengan baik, terlepas dari keterbatasan yang mereka miliki.
Selain itu, Jangan lupa untuk tetap mendampingi anak belajar selama di rumah. Jika Anda memiliki anak berkebutuhan khusus dan berencana untuk menyekolahkannya di sekolah inklusi, anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan psikolog tentang manfaat sekolah inklusi bagi tumbuh kembang dan pendidikan anak Anda. (**).
