**Djafar Badjeber
Ketua DPD PARTAI HANURA DKI JAKARTA
.

JAKARTA | Jacindonews – Sebenarnya saya agak malas untuk mengetik tulisan ini, tetapi penting bagi kita saling mengingatkan demi kebaikan bersama, lebih dari itu semata-mata demi kepentingan bangsa dan negara kita Indonesia tercinta. Dalam politik, terdapat tujuan tersebut yang harus kita kejar. Sebagai warga negara, saling tolong-menolong dalam hal yang baik menjadi kewajiban hukum bagi kita.

Banyak pihak sering berspekulasi mengenai tahun politik dan apa yang akan terjadi. Sebenarnya, spekulasi semacam itu tidak perlu terjadi, mengingat kita sudah mengalami berbagai Pemilu sejak tahun 1955, termasuk tahun 2024 yang akan datang. Artinya, sudah ada 12 kali pemilihan umum dan 13 kali pada tahun 2024 nanti. Meskipun telah melaksanakan pemilihan sebanyak itu, semoga kita dapat mengambil pelajaran berharga.

Dari satu pemilihan umum ke pemilihan umum berikutnya, kita telah mengumpulkan banyak pengalaman, meskipun kita juga menyadari adanya catatan kelam mengenai pemilu di masa lalu.

Semua elemen bangsa berharap bahwa Pemilu tahun 2024 dapat menjadi tonggak sejarah baru, yaitu kontestasi yang dilaksanakan dengan lancar, jujur, demokratis, bermartabat, dan bermoral.

Terdapat begitu banyak masalah bangsa yang terus muncul dan ada di depan mata kita, namun sayangnya sering kali dianggap sepele dan dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Jika persoalan dan permasalahan ini dianggap tidak ada, maka akan menjadi potensi bencana di masa depan.

Jika hal tersebut terjadi, semua yang telah kita bangun selama ini akan menjadi sia-sia. Anak cucu kita tidak akan dapat merasakan warisan positif dari kita, dan malah mungkin akan mencaci kita karena kita tidak mampu mewariskan tata kelola negara dengan baik.

Meskipun pertumbuhan ekonomi kita sekitar 5,03 persen, hal tersebut bukanlah satu-satunya hal yang penting. Semua prestasi tersebut dapat hancur jika kita tidak mampu menjaga stabilitas dan keamanan.

Pemilu bukanlah ajang untuk keributan atau kecurangan. Dampak Pemilu 2019 masih nyata dan terus digelorakan melalui berbagai isu, sentimen, fitnah, dan hoaks.

Terlihat bahwa interpretasi demokrasi oleh beberapa pihak diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Setiap orang dapat bicara seenaknya sambil menciptakan narasi dan framing yang mengarah pada perpecahan bangsa.

Taruhan yang sangat besar jika kita harus berhadapan dan terlibat konflik horizontal mengenai pemilu dan pilpres.

Persatuan Indonesia, yang merupakan bagian dari Sila ketiga Pancasila, menjadi tugas dan pedoman bagi kita semua untuk menjaganya. Kita semua adalah harapan untuk menjaga persatuan Indonesia.

Kita harus belajar dari perpecahan yang terjadi di negara dan bangsa lainnya. Hal tersebut seharusnya menjadi pelajaran bagi kita agar lebih waspada terhadap ancaman yang ingin menyaksikan kita terlibat pertengkaran.

Ingatlah dan selalu ingat, ada agen asing yang sedang mengintai kita. Mereka sudah berada di perairan dan wilayah kita, dan sedang menunggu momen yang tepat. Jika kita lengah, itu akan menjadi peluang emas bagi mereka untuk bermain-main.

Terlepas dari kesadaran atau ketidaksadaran kita, pemilu dan pilpres memiliki potensi untuk memicu kerawanan perpecahan dan konflik di antara anak bangsa.

Jika Anda peduli dengan tulisan ini, mari kita menjadi Warga Negara Indonesia yang menjaga persatuan. Namun, jika Anda tidak peduli, semoga kita semua tetap hidup dalam kedamaian.

Seperti pernyataan presiden Jokowi didepan media massa tanggal 29 mei 2023 agar pemilu berjalan dengan baik tanpa polarisasi. (**).

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *