JAKARTA, Jacindonews – Hiruk pikuk ajang silaturahmi dan konsolidasi Majelis Adat dan Pengurus Bamus Betawi yang diselenggarakan dikediaman ketua Majelis Adat Bamus Betawi H. Nuri Taher dibilangan Pisangan, Jakarta Timur pada Jum’at 2 Juni, kini terjawab sudah.

Kehadiran ketua umum Bamus Betawi Riano Ahmad, telah menjawab berbagai spekulasi-spekulasi negatif termasuk beredarnya isyu bahwa Silaturahmi tersebut akan berkembang menjadi Pra Mubes Bamus Betawi.

Isyu tersebut bukan tidak beralasan. Tapi disebabkan adanya kekeliruan dalam peroses pengambil alihan wewenang secara inkonstitusional serta adanya keganjilan-keganjilan dalam surat undangan secara administratif diluar kelaziman organisasi Bamus Betawi selama ini.

Hal tersebut juga disikapi oleh salah satu peserta Silaturahmi, Jalih Pitoeng

“Jika silaturahmi ini mau dipaksakan menjadi Pra-Mubes, maka saya usulkan agar agenda acara ini dirubah dan pimpinan rapat kita minta dipimpin oleh ketua umum dan Sekjen Bamus Betawi dan Sekjen yaitu Bang Riano dan Bang Syarif Hidayatullah” pinta Jalih Pitoeng.

Aktivis Jalih Pitoeng yang dikenal sangar kritis itupun mengingatkan tentang kewenangan Majelis Adat berdasarkan AD ART Bamus Betawi.

“Untuk itu saya ingin menguatkan pertemuan ini adalah silaturahmi biasa. Yang tidak memiliki kekuatan hukum secara konstitusional” lanjut Jalih Pitoeng.

“Karena ketua umum dan sekjenlah yang memiliki kompetensi dalam memimpin rapat-rapat penting. Terutama tentang produk-produk keputusan secara organisatoris” tegas Jalih Pitoeng.

Menyinggung tentang kehadiran MAPKB, Jalih Pitoeng juga mengajak seluruh komponen dan elemen yang ada ditanah Betawi untuk bersatu padu mendukung dan bergabung didalam MAPKB.

“Terkait Majelis Amanah Kaum Betawi, ini rumah besarnya orang Betawi” imbuh Jalih Pitoeng mengingatkan.

“Ini adalah momentum yang monumental. Dan ini adalah monumen yang kita bangun untuk anak cucu kita seratus atau seribu tahun kedepan” lanjut Jalih Pitoeng disambut takbir para undangan.

“Maka untuk itu kita mohon seluruh ormas, komponen, elemen, lembaga, komunitas, yayasan, kelompok entah apalagi istilah lembaganya untuk bergabung dan mendukung Majelis Amanah Kaum Betawi” pungkas Jalih Pitoeng seraya disambut takbir.

Sebelum itu, dalam sambutannya, ketua umum Bamus Betawi Riano, mengatakan bahwa dirinya akan bertanggung jawab atas usulan dan aspirasi yang berkembang tentang rencana Mubes Bamus Betawi.

“Saya selaku ketua umum Bamus, bertanggung jawab terhadap kewajiban saya untuk menggelar Mubes” kata Riano Ahmad pada acara Silaturahmi, Jum’at (02/06/2023).

“Namun karena kita sedang punya hajat besar demi kemajuan Betawi yaitu kongres Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi, maka Insya Allah usai kongres kita akan adakan rapat yang membahas tentang rencana Mubes” lanjut Riano menjelaskan.

Riano juga memaparkan kondisi terakhir yang berkembang secara dinamis didalam Bamus Betawi.

“Saya bertanggung jawab atas berbagai persoalan bahkan musibah yang terjadi ditubuh Bamus Betawi” sambungnya.

“Oleh karena saya mohon maaf jika selama ini saya kurang aktif merespon hiruk pikuk yang terjadi pada group-group WA selama ini” pinta Riano menjelaskan.

“Karena saya menyadari bahwa tidak semua persoalan saya sampaikan diruang publik. Tapi pada kesempatan ini saya baru bisa sampaikan agar kita semua mengerti dan memahami permasalahan yang sedang terjadi” papa Riano.

Terkait dengan keberadaan Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi, ketua umum Bamus Betawi tersebut menjelaskan tentang posisi dan keberadaan Bamus Betawi.

“Berkaitan dengan MAPKB (Red-Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi), ini adalah badan atau lembaga yang dibentuk terpisah dan tidak ada niatan untuk membubarkan Bamus Betawi” ungkap Riano disambut tepuk tangan meriah peserta Silaturahmi. *(LI)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *