**Oleh: Andy Boxer Ketua Poros Alternatif

JAKARTA | JacindoNews – Jumat (11/08/2023). Persekusi terhadap pengamat dan kritikus sekaligus akademisi filsafat Rocky Gerung, menuai polemik hingga tanggapan yang beragam dari segenap warga masyarakat, dan hari ini Komite Aksi Menyelamatkan Indonesia yang lebih dikenal dengan nama KAMI yang dipimpin oleh seorang mantan Panglima Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengelar sebuah Diskusi Publik yang dilaksanakan di kantor KAMI sore ini (Jumat, 11/8/24) dengan Tajuk :
“KRITIK DIJAWAB PENJARA”

Menjadi hal yang menarik ditengah polemik perkataan Rocky Gerung yang sering blak-blakan dalam menyampaikan kritiknya secara tegas dan lugas dengan dasar akademis intelektual walaupun terkadang diluar etika dan kesantunan bagi sebagian para pendukung kekuasaan, namun beberapa tokoh dan elit bangsa, baik tokoh politik maupun akademisi hingga praktisi dan pengamat mengatakan yang disampaikan Rocky adalah bahasa intelektual karena demokrasi argumentatif itu tidak dibatasi oleh etika/dialektika akan tetapi argumentasi/dialogis jadi harus dilawan atau di konter dengan cara argumentatif yang membangun kecerdasan berpikir bukan dengan pelaporan secara hukum.

Diskusi publik yang dihadiri oleh banyak tokoh elit bangsa dengan narasumber tokoh akademis dan pengamat seperti DR Selamet Ginting, Bivitri SH, LLM, serta Adi Massardi dengan Host Harsubeno Arief, tokoh elit dan audiens yang hadir pun diantaranya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, Bachtiar Chamsah, Habil Maratti hingga aktivis Anton Permana, dan Edi Mulyadi serta para tokoh elemen masyarakat lainnya seperti Waty Salam dari emak-emak Aspira serta Andy Boxer dari Poros Alternatif.

Paparan dari para narasumber cukup menarik yang berbasis intelektual akademik baik dasar hukum maupun politik dengan teknik penyampaian sesuai perspektif akademik nya masing-masing.
Namun secara dialogis menjadi agak tersendat dikarenakan keterbatasan waktu sehingga dari audiens hanya tokoh politik Habil Maratti dan Gatot Nurmantyo yang menyampaikan persepsi dan pandangannya, seperti yang disampaikan Andy Boxer dari Poros Alternatif.

Andy menyampaikan bahwa dirinya juga sebenarnya ingin menyampaikan perspektif yang berbeda, namun Andy memahami karena keterbatasan waktu yang ada, akan tetapi sejauh ini langkah membangun kerangka berpikir dan upaya pencerdasan bangsa melalui diskusi publik seperti ini adalah langkah objektif dalam memberikan pemahaman hukum dan politik kepada anak bangsa, namun sebaiknya dilakukan dengan bahasa yang mudah dicerna dan dipahami oleh masyarakat yang tingkat pendidikannya pun cukup beragam.

Andy menambahkan semangat Reformasi seharusnya jangan sampai mengaburkan atau bahkan dihapus dari muatan substansi idealisme aktivis, karena secara perspektif barisan kroni kekuasaan saat ini yang notabene adalah para aktivis’98 justru ingin mengembalikan situasi dan kondisi seperti era orde baru itu sendiri, ini kan sebuah Kebodohan dan Kemunduran pola pikir bahkan melunturkan semangat idealisme para aktivis sebagaimana Rocky mengatakan Dungu dan Tolol dalam bahasa argumentatif akademiknya seperti kita tahu pak Harto dahulu menerapkan pasal subversif untuk membungkam lawan politiknya yang yang kerap kali melakukan propaganda fitnah secara personal, yang kemudian pasal itu diusulkan untuk dicabut oleh para pelaku peristiwa Reformasi’98 yang sudah berada dalam Legislatif, namun saat ini justru mereka sendiri pula yang menggunakan pasal tersebut untuk membungkam lawan politik atau para pengkritiknya, hal itu menjadi sebuah anti klimaks dari semangat Reformasi itu sendiri, ini aneh bin ajaib, jadi wajarlah kalau Rocky Gerung mengatakan dengan bahasa bajingan yang tolol sebagai ungkapan persona dialektika untuk mengungkapkan kekesalan dan amarahnya sebagai bagian dari warga bangsa,” pungkas Andy Boxer diakhir percakapan dengan awak media. (Jac-Red)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *