JAKARTA | Jacindonews – Menyingkapi kontestasi Pemilu dan Pilpres di tahun 2024 mendatang, menjadi suatu nilai tersendiri dalam pentas pesta demokrasi Indonesia. Tidak dipungkiri, perjalanan sejarah demokrasi Indonesia, tidak lepas dari peran serta generasi muda yang turut memperjuangkan perjalanan demokrasi di Indonesia dari zaman ke zaman.
Kaum muda sebagai tonggak penerus sejarah demokrasi bangsa, akan terus mengambil bagian dalam menjalankan isu-isu yang terjadi dalam demokrasi Indonesia, termasuk isu-isu strategis menjelang Pemilihan Umum 2024 mendatang.
Salah satu kekhawatiran yang menjadi isu strategis dalam Pemilu 2024 mendatang adalah demokrasi, perubahan iklim dan keterwakilan suara perempuan. Tentunya tiga hal krusial inilah bisa menjadi jarak pandang semua pihak yang terlibat dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
Ketiga hal ini juga menjadi topik bahasan dalam Focus Group Discussion atau FGD yang diselenggarakan oleh Koalisi Kaum Muda Untuk Demokrasi dan Perubahan Iklim. Acara FGD terbatas ini diadakan di bilangan wilayah Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2023), dimulai pukul 16.00 wib sampai selesai.
M. Andrean Saefudin, selaku Ketua Umum PP Sarekat Demokrasi Indonesia, yang juga sekaligus perwakilan Koalisi Kaum Muda untuk Demokrasi dan Perubahan Iklim, mengemukakan bahwa tujuan diadakan FGD terbatas ini adalah merespon beberapa isu strategis yang sedang booming di Pemilu 2024. Dirinya juga mengungkapkan bahwa kaum muda Indonesia juga khawatir terhadap masa depan demokrasi Indonesia akibat isu-isu yang berkembang saat ini menjelang Pemilu 2024.
“Kami selaku anak muda melihat situasi bangsa saat ini, tentunya ada kekhawatiran melihat isu-isu yang berkembang saat ini menjelang Pemilihan Umum 2024. Dalam FGD, kami membahas 3 isu, antara lain soal Demokrasi, perubahan iklim dan keterwakilan suara perempuan, ” ujar M. Andrean Saefudin.
Andrean menambahkan,”Saat ini Indonesia mengalami kemunduran dalam demokrasi berdasarkan riset yang dikeluarkan Economist intelligence Unit (EIU). Indeks demokrasi Indonesia meraih skor 6,71 pada tahun 2022. Selaras dengan data tersebut, komitmen capres-cawapres juga cukum minim membahas terhadap perubahan iklim. Belum lagi komitmen partai politik yang ada tidak mendorong wakil-wakilnya baik disenayan maupun dipemerintahan untuk menjadikan keadilan iklim sebagai isu utama menjelang Pemilihan Umum 2024,” tandasnya.
Dalam pembahasannya, Andrean merangkum menjadi beberapa hal yang perlu menjadi pemikiran bersama, antara lain :
- Keprihatinan atas situasi dan kondisi politik yang seperti benang kusut, ditambahkan dengan maraknya protes masyarakat akan dugaan ketidaknetralan APH dan ASN menjelang pemilu.
- Adanya dugaan proses intimidasi terhadap pihak-pihak yang menyuarakan kebenaran, seperti kasus Aiman Wicaksono .
- Kami Kaum Muda Untuk Demokrasi dan Perubahan Iklim akan mengawal penuh proses yang sedang berjalan, Kaum Muda akan hadir sebagai bentuk partisipasi anak muda untuk mendudukkan kebenaran secara sebenar-benarnya. Kaum muda untuk demokrasi dan Perubahan Iklim akan bersuara terhadap setiap dugaan keterlibatan dan ketidakobjektifan ASN dan APH.
“Kami akan mengawal dan sangat berharap untuk penyelenggara, peserta dan aparat penegak hukum agar berlaku adil dan menjunjung tinggi profesionalismenya, sehingga tercipta PEMILU 2024 yang demokratis dan berintegritas, ” pungkas M Andrean Saefudin. (Ril).