JAKARTA | Jacindonews – Bekerja di daerah lain dan mendapatkan income yang cukup baik tentunya menjadi impian para pekerja, apalagi dalam dunia usaha pariwisata perhotelan. Tentunya selain bekerja, juga para pekerja harus mendapatkan perlindungan agar bekerja dengan aman dan nyaman.
Namun hal tersebut tidak dirasakan oleh seorang pekerja Hotel, berinisial DM (26 tahun), pria berdarah Maluku. DM justru mengalami perlakuan yang tidak baik. Pasalnya, DM yang bekerja sebagai salah karyawan tetap hotel berbintang dua di Manokwari Barat, Papua mengalami luka bakar hampir-hampir separuh tubuh karena disiram bensin dan di bakar. Pelaku kekerasan diduga dilakukan oleh pimpinannya berinisial pada di tempat dirinya bekerja.
“Tubuh saya saat ini mengalami luka bakar sampai harus menjalani operasi ganti kulit yang cukup besar dan sampai saat ini pun saya masih harus bolak balik ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kulit saya yang terluka parah akibat kejadian tersebut”, ujar DM pada saat memberikan keterangan pers di daerah Tanggerang, Banten, Kamis (21/03/2024).
Dalam keterangan kepada media, DM menceritakan kejadian pembakaran diri saya terjadi pada tanggal 5 Mei 2023 sekitar pukul 17.00 WIT. “Saya yang sedang bekerja dipanggil oleh bagian gudang untuk segera datang ke gudang dan setibanya saya di gudang hotel, pas di pintu gudang sudah di jaga oleh bodyguard pemilik hotel tempat saya bekerja. Ketika saya masuk gudang, di dalam sudah ada pimpinan saya, berinisial (H) dan beberapa orang lainnya,” ujar DM.
Pimpinan DM marah karena ada beberapa pelanggaran yang sudah DM lakukan dan DM sendiri menjelaskan semua bahwa semua tuduhan tidak benar, namun beliau tidak percaya dan berkata dengan nada keras. “Kemudian pimpinan saya menyiram badan saya dengan bensin yang sudah dioplos dengan air kemudian membakar saya,” ungkap DM.
Ketika ditanya, apa penyebab kesalahan yang dituduhkan oleh pimpinan nya, DM menjelaskan, “Saya telah melakukan beberapa kesalahan, antara lain mengambil handphone milik hotel, ada utang dengan hotel dan ketahuan sedang berciuman dengan salah satu karyawan baru di hotel tersebut. Tetapi apa yang tuduhkan kepada saya itu tidak benar,” jelas DM.
Kemudian DM melanjutkan kejadian setelah tubuhnya sudah terbakar. “Setelah badan saya terbakar, saya sempat berguling-guling di bawah untuk mematikan api yang menyalah ditubuh saya dan setelah itu melihat kejadian tersebut, pimpinan saya memanggil karyawan lain untuk mengurus saya karena melihat saya sudah sangat kesakitan akibat terbakar seluruh tubuh saya, ” jelasnya.
DM dilarikan ke RSUD Manokwari dan sempat dirawat selama 8 bulan. “Karena saya mengalami luka bakar yang cukup serius, maka pihak rumah sakit merujuk untuk pindah ke rumah sakit di Kota Ambon untuk melakukan operasi plastik, dikarenakan tubuh saya sudah luka bakar kira-kira 80 persen,” jelasnya.
DM menambahkan,” Di rumah sakit di kota Ambon untuk operasi plastik, dikarenakan peralatan rumah sakit kurang komplit sehingga dokter mengatakan saya harus dirujuk ke rumah sakit di Jakarta untuk menjalankan operasi plastik untuk kulit tubuh saya yang kebakar,” jelas DM.
Namun DM menjelaskan, ketika niat dirinya dan keluarganya ingin merujuk pengobatan ke Jakarta, pihak dari pimpinan DM yang diduga pelaku pembakaran terhadap dirinya sempat tidak setuju atas saran pengobatan ke Jakarta. Bahkan sebelum nya, pimpinan dari DM menawarkan kompensasi untuk biaya pengobatan dan diri DM, ternyata terhenti ketika DM sudah berada di Jakarta untuk pengobatan lebih intens lagi.
Melihat hal tersebut, pihak keluarga besar DM, baik dari orang tua dan keluarga besar DM, hingga DM sendiri memohon agar pimpinan tempat DM bekerja dulu yang di duga telah melakukan tindak kekerasan, agar memiliki itikad baik dalam menyelesaikan permasalahan yang menimpa korban, DM yang harus mengalami korban luka bakar serius hampir di sekujur tubuhnya. (JN).