JAKARTA | Jacindonews – Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) mengadakan kunjungan silaturahmi dengan Ketua Umum dan pengurus Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) pada hari Jumat, (28/06/2024). Pertemuan tersebut berlangsung di Klenteng Kong Miao, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dalam suasana penuh keakraban dan kebersamaan.
Kunjungan ini dipimpin oleh Ketua Umum PGLII, Pdt. DR. Ronny Mandang, M.Th, beserta jajaran pengurus Pdt. Tommy Lengkong (Sekretaris Umum), Jakub Pratama (Bendahara Umum), Pdt. Yesaya Suharsono (Ketua Komisi Hubungan Lintas Agama), Pdt. Dr. Antonius Natan, M.Th. (Staf Ahli), Pdt. Dr. Nasokhili Giawa (Komisi Jaringan Pendidikan Teologi) dan disambut hangat oleh Ketua Umum MATAKIN, Xs Budi Santoso Tanuwibowo bersama para pengurus MATAKIN, Ws. Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M:,PhD. (Sekretaris Umum), Ws. Liem Liliany Lontoh, S.E., M.Ag. (Ketua Bidang Hubungan Lintas Agama MATAKIN Pusat juga sebagai Ketua Matakin DKI Jakarta dan Js Ruysya Supit SI. Kom.
Kunjungan silaturahmi disambut hangat oleh Budi Santoso beserta dengan jajarannya dengan mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi atas kunjungan dari rombongan PGLII, serta mempersilahkan Rombongan PGLII yang dipimpin oleh Pdt. Ronny Mandang sebagai Ketum PGLII untuk menjelaskan maksud dan tujuan silaturahmi tersebut.
Pdt. Ronny Mandang, dalam sambutannya, menyampaikan rasa terima kasih dimana rombongan PGLII sudah diterima dengan baik, Ronny juga menjelaskan bahwa PGLII sekarang sudah 52 tahun dimana PGLII didirikan pada tanggal 17 Juli 1971 di kota Batu, Malang, Jawa Timur, Indonesia, dan PGLII merupakan salah satu Lembaga Gerejawi Aras Nasional di Indonesia.
Ronny juga mengungkapkan ini merupakan kunjungan pertama dengan Pengurus MATAKIN, “ini merupakan kunjungan pertama PGLII dengan MATAKIN, sementara jabatan saya sebagai Ketum sebentar lagi akan berakhir,” ungkap Ronny sembari tersenyum.
Lebih lanjut, Ronny menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan bagian komitmen PGLII untuk memperkuat hubungan persaudaraan dengan berbagai komunitas agama di Indonesia.
Ronny juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai komunitas agama untuk menciptakan harmoni dan kerukunan. “Kita harus terus menjaga dan merawat kebhinekaan Indonesia dengan saling memahami dan menghormati perbedaan yang ada,” tambahnya.
Ketum MATAKIN Budi Santoso juga menyambut baik inisiatif ini dan menekankan perlunya kolaborasi yang lebih erat antara komunitas agama. “Pertemuan ini adalah langkah positif dalam mempererat tali persaudaraan antar umat beragama. Kami berharap bisa terus berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan saling menghormati,” katanya.
Budi juga menjelaskan MATAKIN adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama Khonghucu di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1923 Khong Kauw Tjong Hui setelah melalui proses yang panjang sejak akhir abad ke-19
Acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai peran agama dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Kedua belah pihak berbagi pandangan dan pengalaman tentang bagaimana agama dapat menjadi jembatan untuk mengatasi perbedaan dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.
Diskusi tersebut menghasilkan kesepakatan untuk terus menjaga komunikasi, silaturahmi dan mengadakan kegiatan bersama. Para pengurus dari kedua organisasi sepakat untuk saling mendukung dalam berbagai program yang bertujuan mempromosikan toleransi, kedamaian, dan kerukunan antarumat beragama.
Pertemuan ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan pertukaran cendera mata sebagai simbol persahabatan.
Kunjungan silaturahmi ini mendapat sambutan positif dari kedua belah pihak sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan antarumat beragama di Indonesia. Diharapkan, kunjungan seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus menjalin silaturahmi dan memperkokoh persatuan di tengah keberagaman. (Ril/).