JAKARTA |JacindoNews – Dalam rangka memperingati Dekrit Presiden 5 Juli 1959, tokoh reformasi Sri Bintang bersama para tokoh dan aktivis mengajak bangsa Indonesia untuk kembali ke UUD 1945 naskah asli di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (05/07/2024).

Dalam orasinya Sri Bintang Pamungkas menjelaskan, bahwa dalam memperingati hari lahirnya UUD 1945, yang mana mirisnya, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 tidak pernah dicabut sehingga sampai hari ini masih berlaku. Dampaknya antara lain, terbitlah amandemen Undang-undang Dasar tahun 2002 (UUD Amandemen 2002).

“Memang banyak pihak asing yang tidak suka dan tidak menginginkan RI Proklamasi 1945 ini bangkit menjadi sebuah bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat,” ungkap Sri Bintang Pamungkas, Jum’at (05/07/2024).

Orasi Sri Bintang Pamungkas disampaikan sebagai kata sambutan dalam memperingati Hari Lahir UUD 1945 asli di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.

Lebih lanjut Sri Bintang Pamungkas menjelaskan, bahwa Undang-undang yang diamandemen pada tahun 2002 (UUD Amandemen 2002), mengakibatkan berbagai macam kekacauan, dalam pelaksanaannya lebih dari 20 tahun terakhir ini.

Menurutnya, kekacauan itulah yang dikuatirkan oleh Presiden pertama Soekarno pada waktu itu. Sehingga sekaligus dalam rangka memperingati Hari Lahirnya UUD 1945 asli ini, juga muncul berbagai gerakan untuk menuntut kembalinya UUD 1945 asli.

“Tinggal menunggu waktu, pertama-tama agar segala kekacauan, kerusakan akibat munculnya UUD Amandemen 2002 itu kita selesaikan dan kita menuntut agar dikembalikannya UUD 1945 asli,” Sri Bintang Pamungkas menandaskan.

Sementara Jalih Pitoeng yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan dalam orasinya bahwa banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan sebagai akibat dari lahirnya Amandemen 2002.

“Bagaimana itu undang-undang Dracula. Undang-undang yang dilahirkan tengah malam dan sungsang pula proses kelahirannya” ungkap Jalih Pitoeng, Jum’at (05/07/2024).

“Undang-undang Omnibuslaw atau Ciptakerja telah melukai anak bangsa. Khususnya para kaum buruh” Jalih Pitoeng menegaskan.

“Dan ini merupakan sebuah bukti penyimpangan dan penghianatan dari ruh perjuangan bangsa yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 18 Agustus 1945 yang asli sebagai pondasi kita dalam berbangsa dan bernegara” sambungnya.

Selain itu, diakhir orasinya Jalih Pitoeng mengajak seluruh komponen bangsa untuk memiliki kesadaran kolektif secara nasional bahwa betapa pentingnya kembali ke UUD 1945 yang asli.

“Oleh karena itu, kami dari gerakan kembali ke UUD 1945 mengajak seluruh anak bangsa selaku pemilik kedaulatan negeri ini untuk secars bersama-sama dengan kesadaran kolektif secara nasional bahwa betap penting nya kita kembali kepada UUD 1945 yang asli” ajak Jalih Pitoeng.

“Karena para pahlawan kemerdekaan sekaligus pendiri bangsa, telah mencanangkan cita-cita luhur kemerdekaan republik Indonesia didalam batang tubuh UUD 1945 demi menuju masyarakat yang berdaulat, adil dan makmur serta sejahtera” pungkas Jalih Pitoeng. (MJ).

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *