JAKARTA | Jacindonews – Menjelang Pendaftaran Calon Gubernur dan Calon wakil gubernur pada pilkada Jakarta, kini telah muncul 3 nama besar para mantan gubernur diberbagai mediaj. Seperti Anie Baswedan, Ridwan Kamil hingga Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang digadang-gadang akan meramaikan pilgub Jakarta. Bahkan terakhir muncul nama baru yang tidak disebelumnya yaitu Yusuf Hamka yang akan dipasangkan dengan Kaesang ketua umum Partai Solidaritas Indonesia.
Tak mau kehilangan hak nya sebagai warga asli Jakarta yaitu kaum Betawi, Bamus Suku Betawi juga mengusulkan putra-putra asli Betawi untuk terlibat dalam kandidasi dan kontestasi pilgub kali ini.
Salah satunya adalah ketua wali amanah Majelis Kaum Betawi Dr. H. Marullah Matali, Lc., M.Ag yang digadang-gadang sebagai bakal calon kuat gubernur dan atau wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta untuk mewakili masyarakat Betawi.
Namanya diusulkan dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Bamus Suku Betawi 82 di Jakarta pada hari Minggu 7 Juli 2024 kemarin.
“Dengan telah terbentuk nya Majelis Kaum Betawi, itu merupakan sebuah indikasi bahwa kaum Betawi sangat menggantungkan harapan besar agar anak Betawi bisa memimpin kampungnya sendiri” ungkap Jalih Pitoeng saat ditemui usai hadiri Milad SIAAP di Cakung Jakarta, Minggu (21/07/2024).
“Kita dari Jalih Pitoeng Centre sangat mendukung apa yang telah disampaikan oleh bang haji Oding selaku ketua umum Bamus Suku Betawi yang telah menyodorkan beberapa nama putra terbaik dari tanah Betawi” lanjut Jalih Pitoeng.
“Bahkan sejak menjelang diselenggarakannya Kongres Kaum Betawi, kita sudah mengajak agar seluruh ormas kebetawian untuk bersatu padu guna menggalang kekuatan dalam rangka mendukung anak Betawi menjadi pemimpin di tanah Betawi” kata Jalih Pitoeng.
“Tentunya yang memiliki kompetensi untuk itu serta benar-benar anak betawi bukan asal-asalan aja bisa malu-maluin orang Betawi nantinya” lanjutnya menegaskan.
Pendiri sekaligus ketua umum Yayasan Perjuangan Rakyat Jalih Pitoeng ini berpendapat bahwa kali ini merupakan pilkada yang pertama setelah Jakarta tak lagi menjadi ibukota.
“Ini adalah Pilgub pertama kalinya setelah Jakarta tidak lagi menjadi ibukota” kata Jalih Pitoeng.
“Maka selaras dengan keinginan terciptanya desentralisasi pasca reformasi yang kemudian melahirkan undang-undang tentang otomi daerah, maka sudah sepantasnya anak Betawi memimpin kampungnya sendiri. Tentunya yang memiliki kompetensi” tegas Jalih Pitoeng.
“Apalagi sudah diterbitkannya undang-undang tentang IKN dan DKJ” imbuhnya menegaskan.
“Oleh sebab itu kita meminta agar partai-partai politik selaku pengusung cagub dan cawagub hendaknya tidak hanya mementingkan syahwat politik kekuasaan saja” pinta Jalih Pitoeng.
“Akan tetapi wajib menyerap aspirasi dan usulan kaum Betawi sekaligus membaca dengan serius sentimen calon pemilih khususnya kaum Betawi” Jalih Pitoeng menuturkan.
Sebelumnya, ketua umum Bamus Suku Betawi 1982 haji Oding, menilai bahwa dalam sistem demokrasi Indonesia, suara suku Betawi memiliki peran yang sangat menentukan, dalam pemilihan presiden (pilpres), pemilihan legislatif (pileg), dan pemilihan kepala daerah (pilkada) terlebih Pilgub Jakarta.
Menurutnya bahwa hal tersebut menjadi semakin relevan, setelah disahkannya UU Nomor 2 Tahun 2024, tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ) yang menegaskan kedudukan suku Betawi sebagai putra asli daerah dan menempatkan budaya Betawi sebagai prioritas bersama suku-suku lain yang tinggal di Jakarta.
“Semangat ‘Vox Betawi Vox Dei, No Betawi No Party’ menjadi seruan utama dalam upaya ini. Dan ini menegaskan bahwa suara Betawi adalah suara Tuhan. Dan tanpa Betawi tidak ada pesta demokrasi” kata haji Oding saat menyampaikan usulan beberapa nama disalah satu hotel di Jakarta Pusat, Minggu (07/07/2024).
“Sehingga melalui usulan ini, suku Betawi berharap dapat berperan lebih, dalam menentukan arah masa depan Jakarta serta memastikan budaya dan nilai-nilai Betawi tetap terjaga dan dihormati dalam setiap aspek kehidupan di ibu kota,” kata ketua umum Bamus Suku Betawi tersebut.
Jalih Pitoeng juga mengingatkan bahwa kaum Betawi itu memiliki Bargaining Position secara elektoral yang sangat signifikan. Baik dalam pilpres, pileg apalagi pilkada atau pilgub Jakarta.
“Karena kita punya 3 juta jiwa yang ekuivalen dengan 27 persen dari total penduduk Jakarta. Itu adalah sebuah angka yang sangat signifikan dan menentukan” Jalih Pitoeng menegaskan.
“Selain kita memiliki suara pemilih yang sangat signifikan, kita juga punya putra-putra terbaik yang memiliki kompetensi sebagai pemimpin Jakarta” katanya lagi.
“Sebut saja misalnya Bang aji Marullah Matali yang sudah sangat berpengalaman dalam birokrasi. Dari Walikota, Sekda hingga saat ini menjabat sebagai deputi gubernur bidang kebudayaan dan pariwisata” papar Jalih Pitoeng.
Senada dengan Jalih Pitoeng, ketua umum SIAAP yang juga selaku anggota DPD RI terpilih priode 2024-2029, H. Achmad Azran mengharapkan agar ada keterwakilan dari putra Betawi.
“Sudah sepantasnya putra asli Betawi memimpin Jakarta” ungkap senator dari tanah Betawi tersebut.
Lebih jauh Bang Azran, sapaan akrabnya mengutarakan bahwa kaum Betawi punya banyak tokoh-tokoh yang berkompeten.
“Seperti Bang aji Marullah, prof Dailami Firdaus serta tokoh-tokoh yang memiliki kompentensi untuk memimpin tanah Betawi” ujar Azran.
Jalih Pitoeng juga menegaskan bahwa kaum Betawi juga tidak serampangan atau asal-asalan dan menyodorkan nama-nama yang diusulkan.
“Kita anak Betawi punya banyak tokoh yang layak disertakan dalam kandidasi dan kontestasi. Selain bang aji Marullah Matali, kita juga ada seperti Prof. Dr. Dailami Firdaus. Seorang anggota DPD DKI beberapa priode dan masih menjabat hingga saat ini serta terpilih kembali. Kemudian ada haji Oding yang pernah menjadi anggota DPRD DKI dan memimpin Bamus Betawi hingga saat ini. Termasuk juga ada ketua umum FBR (Forum Betawi Rempug) KH. Luthfi Hakim hingga bang aji Mohamad Ikhsan sebagaimana nama-nama tersebut termasuk yang telah disodorkan menjelang pendaftaran bakal calon gubernur dan atau calon gubernur pada Pilkada 2024 ini” Jalih Pitoeng memaparkan. (**).