JAKARTA | JacindoNews – Ramai nama-nama besar yang muncul dalam kandidasi menjelang pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur pada pilkada Jakarta, Ridwan Kamil menguat namanya bakal diusung oleh Golkar untuk pimpin Jakarta.
Selain Jakarta di canangkan sebagai Global City, Jakarta juga akan menjadi kota aglomerasi yang menggabungkan beberapa kota sebagai kawasan kota penyangga disekitarnya.
Sebagai mantan gubernur Jawa Barat yang sukses memimpin dan menata sebuah provinsi yang memiliki cakupan wilayah pasundan yang sangat luas, rasanya tak berlebihan jika Ridwan Kamil diharapkan mampu untuk menata kelola Daerah Khusus Jakarta dengan berbagai kompleksitas yang menyelimutinya.
Mulai dari penataan kota modern, penanggulangan banjir dan kemacetan yang akrab dari masa kemasa. Sebagai birokrat yang memiliki latar belakang penataan kota yang modern, Ridwan Kamil dirasa mampu untuk memimpin Jakarta sebagai kota dunia.
Oleh karena itu Golkar telah memutuskan untuk mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur terkuat untuk mengikuti kontestasi pilkada di Jakarta setelah adanya kesepakatan Dedi Mulyadi dari partai Gerindra bertanding di Jawa Barat guna merebut simpati masyarakat Jawa Barat untuk menggantikan kursi gubernur demi melanjutkan pembangunan Jawa Barat yang telah dilakukan oleh Ridwan Kamil.
Pertanyaannya adalah, siapakah calon pendampingnya sebagai wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta?
Jalih Pitoeng Centre, dibawah Yayasan Perjuangan Rakyat Jalih Pitoeng, memandang sangat penting bagi Koalisi Indonesia Maju selaku koalisi pemenang pilpres pada pemilu yang baru lalu, untuk mengkalkulasi secara cermat mengenai potensi perolehan suara secara elektoral dalam pilkada Jakarta.
Ditemui usai menghadiri diskusi yang bertema “Menakar Peluang Kaum Betawi Dalam Memimpin Kampoeng nya Sendiri Pada Pilkada Jakarta”, aktivis sekaligus pemerhati sosial dan politik, Jalih Pitoeng mengatakan adanya kecenderungan tanah Betawi akan dipimpin oleh para cucu pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, sangat mungkin terjadi.
“Saya pikir Kang Emil sangat cocok dan akan mampu memimpin Jakarta” ungkap Jalih Pitoeng, Senin (05/08/2024).
“Apalagi Jakarta akan menjadi kota dunia” imbuhnya.
“Jakarta sebagai kota aglomerasi ini membutuhkan seorang pemimpin yang faham tentang tatakelola pembangunan. Baik pembangunan fisik maupun non fisik” sambung Jalih Pitoeng.
“Kang Emil kan punya latar belakang tersebut dan sangat mumpuni dalam dunia arsitektur dan tata ruang serta tata kelola sebuah kota yang modern, namun tidak meninggalkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sebagai ciri sebuah bangsa yang mewariskan Bhineka Tunggal Ika” lanjut pendiri Jalih Pitoeng Centre tersebut.
“Sehingga beliau sangat mafhum bagaimana cara merumuskan dan memadukan pola pembangunan kawasan yang terintegrasi dengan beberapa kota penyanggah disekitarnya” Jalih Pitoeng menuturkan.
Ditanya siapa pendampingnya, sosok anak Betawi yang gigih dalam mendorong diberlakukannya kembali UUD 1945 dalam sistem bernegara melalui Presidium Aliansi Selamatkan Indonesia yang dipimpinnya ini menjawab dengan penuh argumentatif.
“Bang Marullah Matali lah yang paling cocok dan layak. Kan die anak Betawi pewaris negeri ini” jawabnya singkat.
“Selain beliau pengalaman dibirokrasi, beliau juga adalah salah satu putra terbaik Betawi yang sangat berprestasi sekaligus telah teruji” sambung Jalih Pitoeng menegaskan.
Jalih Pitoeng juga menuturkan bahwa Marullah Matali, selain saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, dirinya juga diamanatkan sebagai Ketua Wali Amanah Majelis Kaum Betawi. Sebuah lembaga keadatan tempat bernaungnya semua organisasi kebetawian.
“Banyak organisasi-organisasi besar yang berada di MKB atau Majelis Kaum Betawi. Dimana didalamnya terdapat ratusan ormas-ormas Betawi, beberapa Bamus Betawi seperti; Bamus Betawi, Bamus Suku Betawi, Masyarakat Adat dan Tradisi Betawi, Dewan Adat Bamus Betawi, Sanggar Seni Budaya, Lembaga Kebudayaan Betawi serta berbagai komunitas lainnya” Jalih Pitoeng memaparkan.
“Atau juga sangat mungkin akan lahir Bamus Betawi-Bamus Betawi baru yang akan menyusul sebagaimana dulu saya prediksikan dan kini telah terbukti” celetuk Jalih Pitoeng
Selain itu Jalih Pitoeng juga menuturkan bahwa didalam MKB terdapat para pini sepuh bahkan tokoh-tokoh besar Betawi mantan pejabat di DKI seperti; mantan wakil gubernur Babe Edi Nalapraya, mantan Gubernur Fauzi Bowo, babe Margani Mustar, babe Nuri Taher, bang Aji Oding, serta beberapa tokoh senior para pemangku adat lainnya” tutur Jalih Pitoeng merinci.
“Oleh karena itu kami selaku kaum Betawi meminta kepada partai pengusung cagub cawagub, untuk mengikutsertakan putra terbaik Betawi dalam kontestasi pilkada ini” pinta Jalih Pitoeng.
Diketahui, Ridwan Kamil adalah merupakan cucu dari seorang ulama besar dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dari Subang Jawa Barat.
Sebagaimana dilansir oleh surat kabar terkemuka di Jawa Barat, Pikiran Rakyat merilis kentalnya darah Nahdatul Ulama dalam tubuh mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, berasal dari KH Muhyidin.
Sosok tersebut merupakan ulama besar di daerah Subang yang dikenal dengan Mama Pagelaran.
Dalam beberapa kesempatan, Ridwan Kamil sering bercerita patriotisme mendiang kakeknya tersebut. Selain ulama besar, mendiang merupakan tokoh pejuang kemerdekaan RI. Perjuangan KH Muhyidin bahkan sudah diakui, dan masuk ke dalam pahlawan nasional dari Kabupaten Subang.
“KH. Muhyiddin, seorang pahlawan yang di era kolonial membela, bertempur, melawan Belanda. Kemudian di era DI juga melawan DI/TII, di era PKI juga melawan PKI. Sehingga dalam definisi kiai pejuang, beliau adalah yang nyata memberikan jasa kepada republik ini,” kata Ridwan Kamil dalam keterangan tertulisnya, pada Rabu, 26 Juli 2023.
Sementara Marullah Matali adalah anak Betawi kelahiran Pondok Labu, Jakarta Selatan, merupakan anak dari Haji Matali bin Rasyid, seorang budayawan Betawi yang turut mengembangkan seni bela diri asal Pondok Labu, yakni “Cacag Lembang”
Menurut Jalih Pitoeng, Marullah Matali adalah sosok anak Betawi yang sangat berprestasi, santun, permisif, kooperatif, religius dan nasionalis. Sehingga dia layak disandingkan dengan siapapun calon gubernur yang akan berkontestasi merebut suara rakyat ditanah Betawi.
Sehingga Jika Anies, Ridwan Kamil atau Ahok yang diusung oleh partai politik sebagai calon gubernur, Marullah Matali memiliki kepatutan dan kelayakan untuk menjadi pendampingnya sebagai calon wakil gubernur untuk memimpin kampoengnya sendiri.
“Dan penyatuan dua anak cucu pejuang kemerdekaan dalam kontestasi pilkada Jakarta ini seakan mengingatkan kita semua terhadap sejarah perjuangan bangsa” kata Jalih Pitoeng.
“Dimana bulan Agustus ini mengingatkan kita seluruh bangsa Indonesia sebagai bulan kemerdekaan yang sangat heroik dan Indonesia satu-satunya negara yang lahir karena melawan penjajahan bukan diberikan sebagai persemakmuran seperti India, Malaysia, Brunei serta beberapa negara bekas jajahan Inggris lainnya. Kesadaran kolektif secara nasional tentang perjuangan rakyat pribumi melawan penjajahan bangsa lain, sungguh masih sangat membekas dalam catatan sejarah bangsa ini” papar Jalih Pitoeng mengingatkan.
Selain Marullah Matali, kaum Betawi juga memiliki beberapa tokoh yang patut dan layak dilibatkan dalam pilkada ini. Seperti Senator Prof. Dr. Dailami Firdaus dan imam besar FBR ormas berbasis massa terbesar di Betawi yaitu kiayi haji Lutfi Hakim.
“Sehingga jika kita tidak melibatkan putra asli Betawi dalam kontestasi pilkada kali ini, saya khawatir kita akan dikecam oleh generasi mendatang sebagai bangsa yang durhaka karena tidak menghargai bahkan telah menghianati para pahlawan-pahlawannya” pungkas Jalih Pitoeng menegaskan. (MJ)