JAKARTA | JacindoNews – Menyambut hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke 79, para mantan Tapol dan Napol di era kepemimpinan Jokowi mendeklarasikan terbentuknya Persaudaraan Tapol dan Napol sebagai wadah perjuangan rakyat.

Salah satu inisiator, Jalih Pitoeng menyampaikan rasa syukurnya atas rencana pembentukan Persaudaraan Tahanan Politik dan Narapidana Politik pada era kepemimpinan presiden Joko Widodo priode 2014-2024.

“Alhamdulillah, akhirnya cita-cita kami para Tapol dan Napol kini bisa terlaksana” ungkap Jalih Pitoeng, Kamis (15/08/2024).

Aktivis kelahiran tanah Betawi yang sempat merasakan dinginnya dinding penjara buatan Kolonial Belanda di kota Tangerang akibat tuduhan pengerahan massa untuk menggagalkan pelantikan presiden 20 Oktober 2019 lalu ini mengajak para mantal Tapol dan Napol untuk bergabung di Persaudaraan Tapol dan Napol.

Persaudaraan Tapol Napol 2014-2024 ini diinisiasi oleh para aktivis nasional sekaligus tapol dan napol yang merepresentasikan beberapa unsur. Mulai dari aktivis, akademisi, kaum intelektual, kaum milenial, ulama dan mahasiswa diantaranya;

1. Syahganda Nainggolan
2. Eko Suryo Santjoyo
3. Hatta Taliwang
4. Edy Mulyadi
5. Mohammad Jumhur Hidayat
6. Jalih Pitoeng
7. H. Munarman
8. Zainuddin Arsyad

Ditemui disela-sela diskusi kebangsaan dalam rangka menyambut detik-detik proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, aktivis yang kritis ini mengajak para mantan tapol dan napol untuk bergabung.

“Kita mengajak kepada para mantan Tapol dan Napol yang dimasa kepemimpinan presiden Jokowi priode 2014-2024 untuk bergabung dalam memperjuangkan nasib kita bersama” lanjut Jalih Pitoeng.

Jalih Pitoeng menuturkan bahwa selain wadah silaturahmi guna memupuk rasa persaudaraan, dirinya juga berharap agar menjadi wadah perjuangan para Tapol dan Napol untuk memberi edukasi, advokasi sekaligus memberi solusi.

Ditanya apa maksud dan tujuan dari Persaudaraan Tapol dan Napol ini, dirinya menjawab untuk memupuk persaudaraan senasib dan sepenanggungan serta memberikan pembelaan.

“Saya berharap agar persaudaraan tapol napol ini dapat dilembagakan. Karena selain sebagai wadah untuk memupuk silaturahmi, juga akan menjadi wadah yang dapat memberi edukasi, advokasi dan solusi” sambung Jalih Pitoeng menjelaskan.

Selain itu, Jalih Pitoeng juga menyampaikan permohonan maaf jika saat ini belum dapat mengundang seluruh tapol dan napol.

“Kita juga atas nama inisiator Persaudaraan Tapol Napol menyampaikan permohonan maaf kepada kawan-kawan jika belum bisa mengundang seluruhnya” kata Jalih Pitoeng.

“Karena mengingat waktu dan tempat serta momentumnya. Semoga kawan-kawan dapat mamakluminya. Insya Allah kedepan akan kita pikirkan untuk kepentingan itu” sambungnya.

“Sejak kami bebas dari penjara, banyak kawan-kawan tapol yang bertanya dan meminta pada saya bagaimana nasib kita bang” kenang Jalih Pitoeng seraya menirukan suara kawan-kawan Tapol dan Napol.

“Maksud dan tujuan dari Persaudaraan Tapol Napol ini adalah memberi informasi, edukasi dan advokasi serta memberi solusi” imbuhnya.

“Kita akan melakukan upaya-upaya pemulihan nama baik bagi para Tapol dan Napol yaitu Rehabilitasi” jawab Jalih Pitoeng.

“Selain itu juga kita minta para tahanan politik untuk segera dibebaskan” pinta Jalih Pitoeng.

Jalih Pitoeng yang telah mendapat dukungan dari para mantan tapol dan napol ini juga menceritakan kisah-kisah duka para mantan Tapol Napol. Terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu.

“Kita banyak mendengar curhatan mereka” lanjut Jalih Pitoeng.

“Jangankan mereka untuk membayar pengacara, untuk kebutuhan hidupnya saja sudah susah. Demikian pula keluarga yang mereka tinggalkan” kenang Jalih Pitoeng pilu.

“Khusus untuk perkara dugaan makar dan penggagalan pelantikan presiden Jokowi Oktober 2019 lalu saja, ada kurang lebih 13 orang diantara saya sendiri, Akbar, Damar, Iwar, Okto Siswanto, pak Mulyono Santoso, pak Insanial Burhamzah serta masih ada lagi yang lainnya” ungkap Jalih Pitoeng.

“Diantaranya banyak yang dari daerah. Mereka tergolong keluarga yang kurang beruntung. Terlebih saat mereka dalam penjara. Belum lagi bagaimana dengan nasib keluarganya. Nah ini yang menjadi tugas dan kewajiban kita bersama untuk memperjuangkannya” papar Jalih Pitoeng.

“Betapa berat dan menderita nya nasib kawan-kawan kita yang dipenjara” ucap Jalih Pitoeng.

“Dan perlu diingat juga bahwa pada cluster dan perkara yang dituduh makar dan merencanakan penggagalan pelantikan presiden kala itu, ada yang telah meninggalkan kita. Al fatihah buat mereka” Jalih Pitoeng memaparkan.

“Mereka adalah almarhum Ir. H. Mulyono Santoso dan almarhum Dr. Insanial Burhamzah, SE., MBA yang ditangkap di negeri Jiran Malaysia. Beliau adalah pahlawan bagi kami yang konsisten berjuang di garis perjuangan rakyat hingga akhir hayatnya” pungkas Jalih Pitoeng menegaskan.(Mj)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *