JAKARTA | Jacindonews – Tak sabar menunggu ditetapkannya tersangka baru, ketua umum FORMASI (Forum Aliansi Masyarakat Anti Korupsi) Jalih Pitoeng meminta agar pihak Kejaksaan Tinggi segera memeriksa para Sudin-sudin Kebudayaan dan para operator penyelenggara seni budaya yang diduga terlibat korupsi di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Menurut Jalih Pitoeng, pihak Kejaksaan Tinggi bisa menggali informasi dari para operator penyelenggara dan sanggar-sanggar seni budaya Betawi yang menjadi korban manipulasi dan korupsi.

“Berdasarkan investigasi yang telah kami lakukan, bahwa besar kemungkinan para operator dan para suku dinas kebudayaan terlibat dalam dugaan korupsi dan manipulasi di dinas kebudayaan DKI Jakarta sesuai wilayah kerja mereka” ungkap Jalih Pitoeng, Jum’at (14/02/2025).

Menurutnya, selaku pejabat yang merupakan perpanjangan tangan Dinas Kebudayaan di wilayah kerjanya, para kepala suku dinas pasti mengetahui soal tata laksana kegiatan kesenian di wilayah kerjanya.

“Sudin adalah perpanjangan tangan dari Dinas Kebudayaan DKI Jakarta ditingkat wilayah sekaligus selaku pengguna anggaran dalam wilayah kerja mereka” kata Jalih Pitoeng menegaskan.

“Sehingga sangat mustahil mereka tidak tahu dalam perkara ini” tandas Jalih Pitoeng.

Sementara saat dimintai keterangan, salah satu pegiat seni yang tak mau disebut namanya karena berstatus sebagai saksi yang sudah sering kali diperiksa oleh pihak Kejati mengatakan bahwa ada beberapa sanggar yang terlibat dalam dugaan korupsi di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

“Selama ini yang saya ketahui bahwa sanggar Silat Betawi atau Silibet adalah bagian yang tak terpisahkan dari EO yang dipimpin oleh Arif yang saat ini sudah ditahan” katanya, Kamis (13/02/2025).

“Bahkan ada rekan kita para pemilik sanggar seni budaya yang dirugikan karena belum dan tidak dibayar” tegasnya menyesalkan.

Ditanya apakah pihak Sudin mengetahui soal tersebut, dirinya mengatakan bahwa hal tersebut sudah disampaikan saat diperiksa oleh pihak Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.

“Sudah saya sampaikan persoalan tersebut kepada penyidik saat saya diminta keterangan oleh pihak Kejati” katanya menegaskan.

“Makanya, saya juga bingung koq belum ada lagi tersangka yang baru kecuali 3 orang yang sudah ditahan” tanyanya.

Selain telah terjadi dugaan tindakan koruptif dan manipulatif, Jalih Pitoeng juga menduga kuat telah terjadi dugaan penipuan dan penggelapan.

“Berdasarkan investigasi dan informasi yang kami gali selama hampir 6 bulan belakangan ini, saya menduga kuat ada tindakan penipuan dan penggelapan yang dilakukan oleh operator penyelenggara acara kesenian berbasis komunitas yang berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dibawah koordinasi saudara GAR selaku pemilik perusahaan GR PRO yang bertindak sebagai EO (Event Organizer) dengan angka yang cukup pantastis” ungkap Jalih Pitoeng.

Selaku ketua FORMASI sekaligus ketua YASBI (Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Budaya Betawi), Jalih Pitoeng ungkapkan kemarahannya sebagai wujud pembelaan terhadap para pegiat seni budaya Betawi dibawah organisasi yang dipimpinnya.

“Ini jahat banget lho. Karena ini adalah uang dan haknya para pegiat seni budaya Betawi” imbuhnya marah.

“Oleh karena itu kami atas nama FORMASI dan YASBI sangat menunggu adanya tersangka baru dalam kasus korupsi dan manipulasi di Dinas Kebudayaan DKI Jakarta yang bernilai ratusan miliar ini” pinta Jalih Pitoeng.

“Jika perlu kami akan menghadap presiden Prabowo demi kepentingan rakyat dan pemerintahan yang bersih serta bebas dari korupsi” pungkas Jalih Pitoeng.(JN)

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *