Jakarta | Jacindo News – Aliansi Rakyat Menggugat melakukan demonstrasi sebagai bentuk penolakan terhadap mandatory vaksin, yang ditetapkan pemerintah dan menolak UU Cipta Buruh. Para Peserta aksi melakukan long march dari Masjid Cut Meutia, Gondangdia dan berhenti di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (10/11/2021).
Dalam Aksi demonstrasi ini di hadiri oleh para ormas, Budayawan Betawi Babe Ridwan Saidi, Pengiat Medsos Babe Aldo, Emak-emak Aspirasi, GMRI, tokoh-tokoh masyarakat, mahasiswa dan masih banyak lagi.
Dalam aksi damai ini emak-emak aspirasi membacakan teks pancasila dan surat ke dua untuk Bapak Presiden Jokowi yang berisi kritikan dan tutunan dari rakyat.
Eko Sriyanto Galgendum selaku ketum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) dalam orasi kepahlawanan yang bertema Warisan Para Pahlawan mengatakan ;”Para warisan Pahlawan akan menjadi warisan dari para Pahlawan tersebut, sejarah besar Bung Karno adalah telah berhasil mempersatukan bangsa Indonesia ini yang telah memberikan tanah tumpah darah yang sekarang kita tempati bersama-sama dan saat itu bung Karno bersama rekan-rekannya sepakat untuk Merdeka”, ujar Eko dengan penuh semangat.
“Bung Karno berpesan adalah kelak tugasmu akan lebih berat karena kamu akan berhadapan dengan bangsamu sendiri.”
“Kami semua tidak berharap bahwa kita akan berhadapan dengan bangsa sendiri tetapi kita disini harus ingat jika berhadapan dengan bangsa sendiri akan terpecah belah dan terpuruk nantinya,” tuturnya.
“Tetapi kita sudah menilai dan mengkaji pemerintah atau pemegang kebijakan negara dan apakah kita bisa melihat dari contoh-contoh di pemerintahan saat ini mempunyai nilai kepahlawanannya ?.”
“Sekarang ini kita berdiri dan duduk untuk menyuarakan aspirasi kita dengan penuh semangat, dulunya di monas ini ada patung MH.Thamrin dan beliau mempunyai amanat yaitu seorang pemimpin harus mendengarkan hati nurani rakyatnya karena dari hati nurani rakyatnya ada kebijakan dari seorang hati pemimpin di putuskan.”
“Tetapi yang terjadi kita hari ini melakukan orasi karena pemimpin kita tidak mendengarkan hati nurani rakyatnya dan para pemimpin kita dalam mengambil keputusan lebih mementingkan untuk kelompok tertentu saja,” ungkap Eko
“Untuk itu kita semua berkumpul disini untuk memberikan kritikan terhadap Bapak Presiden Jokowi.”
“Jika bapak Jokowi tidak mendengarkan kita saat ini maka yang terjadi setelah bapak tidak menjabat lagi sebagai Presiden akan meninggalkan warisan utang yang memberatkan dan beban kita semua warga Indonesia.”
“Bapak Jokowi masih punya waktu dua tahun lagi untuk memberikan bukti nyata kerjpl yang terbaik untuk kami dan kita ingin bapak harus mempunyai 3T (Tegas,Tegas, Teguh) yang artinya Tegas adalah benar , Tegas adalah benar-benar memberikan yang Tegas seperti undang-undang cipta kerja,” kata Eko.
Rakyat pasti akan menurut dan ikut bersama pemimpin yang punya kedaulatan rakyat dan hati nurani rakyat,” tutup Eko dalam Orasinya. (RK).