TASIKMALAYA | Jacindonews – Dalam rangka memperingati hari kelahiran Imam Besar Habib Rizieq Shihab yang ke 56 tahun, Front Persaudaraan Islam FPI Tasikmalaya adakan do’a dan sholawat bersama, Selasa (24/08/2021)

Acara yang digelar oleh umat islam Tasikmalaya tersebut diprakarsai oleh para petinggi FPI kota dan kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan pantauan Jacindonews, nampak hadir ketua FPI Kota Tasikmalaya KH. Yayan dan ketua FPI Kabupaten Tasikmalaya KH. Muhamad Sofyan Ansori.

“Ini adalah wujud kecintaan kami terhadap imam besar Habib Rizieq Syihab” ungkap KH. Ansori, Selasa (24/08/2021).

KH.Muhammad Sofyan Ansori.

Ketua FPI kabupaten Tasikmalaya ini juga menuturkan bahwa FPI tetap akan melaksanakan pesan imam besar tentang Revolusi Akhlaq.

“Ini adalah bukti bahwa kami FPI akan tetap terus melanjutkan Revolusi akhlaq dengan cara yang berakhlaq” sambung KH. Ansori

Saat ditanya apa tujuan acara syukuran milad Habib Rizieq Syihab tersebut, pengasuh Al Mubarok ini menyampaikan rasa cintanya pada Habib Rizieq.

“Ini adalah rasa syukur kami kepada Allah SWT dan wujud kecintaan kami kepada beliau” KH. Ansori melanjutkan.

“Maka di hari kelahiran beliau yang ke 56 ini kami adakan do’a dan sholawat bersama” lanjut KH. Ansori

“Kami memberikan bingkisan kepada para ustadz, takmir masjid serta bagi kaum yang membutuhkan” sambung KH. Ansori menjelaskan.

“Mudah-mudahan beliau senantiasa diberikan kesehatan, kesabaran serta ketabahan” pinta KH. Ansori

Senada dengan KH. Ansori, aktivis kelahiran betawi Jalih Pitoeng yang baru saja meninggalkan Tasikmalaya juga mengungkapkan rasa syukurnya.

“Alhamdulillah, umat islam khususnya para alim ulama yang sudah begitu peduli terhadap imam besar Habib Rizieq” ungkap Jalih Pitoeng

“Saya baru saja pulang dari Tasikmalaya. Dan melihat langsung betapa besar kecintaan masyarakat kota santri itu mencintai Habib Rizieq Syihab” lanjut Jalih Pitoeng

Ketika didesak pertanyaan apa pendapat Jalih Pitoeng tentang perpanjangan penahanan Habib Rizieq, penggugat Presiden dan DPR RI bersama Eggi Sudjana dan TPUA ini menjawab diplomatis.

“Semua itu sedang berproses. Dan saya tidak punya kompetensi untuk hal itu. Namun kita tetap berharap agar hukum ditegakan berdasarkan ketentuan hukum itu sendiri” jawab Jalih Pitoeng

“Equalitas tetap harus dijunjung tinggi. Agar tidak terjadi pemerkosaan hukum atas nama hukum itu sendiri” pinta Jalih Pitoeng.

“Coba anda bercermin dengan dua kasus yang tuntutan hukumannya seharya sama-sama ditahan. Sebut saja Kasus Gisel misalnya. Mengapa dia tidak ditahan” Jalih Pitoeng balik bertanya.

“Tapi Habib Rizieq yang hanya menyatakan dirinya sehat, koq sedemikian rupa perlakuan hukumnya. Rakyat sudah sangat cerdas lho sekarang. Jadi ada apa sesungguhnya yang sedang terjadi dinegeri ini” pungkas Jalih Pitoeng seraya melempar pertanyaan. (MJ/JN).

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *