Jakarta | Jacindonews – Ibukota Indonesia Jakarta kini genap memasuki usianya yang ke 494 tepatnya, Selasa 22 Juni 2021.
Dibawah kepemimpinan Anies Baswedan Jakarta terus ditata demi kemajuan betawi yang memiliki keberagaman sebagai kota metropolitan.
Anies juga membangun banyak fasilitas umum demi pemenuhan warga kota termasuk warga kota-kota penyangga yang melakukan aktivitas bolak-balik dari kota mereka.
Sebut saja Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi. Empat kota yang menyatu secara integral. Untuk Anies Baswedan selaku gubernur DKI Jakarta terus melakukan perbaikan-perbaikan.
Jalan Layang, Fly Over, Taman hingga Jalur sepeda yang sempat jadi perdebatan para politisi.
Bahkan tak tanggung-tanggung Anies juga harus merogoh kocek DKI untuk membangun sarana olah raga yang begitu megah dan sangat canggih guna memenuhi hasrat warganya yang mencintai olah raga. Terutama para pemuda berbakat dalam dunia persepakbolaan.
Namun ternyata bersamaan dengan 494 tahun kelahiran kota Jakarta ini juga lahir dan hadir Jacindonews yang akan meramaikan jagad maya.
Aktivis betawi Jalih Pitoeng mengucapkan selamat sekaligus mengungkapkan rasa syukurnya atas hadirnya Jacindonews di panggung informasi digital saat ini.
“Semoga Jacindonews menjadi media yang independen, menjunjung tinggi nilai-nilai jurnalistik serta tetap berani menyuarakan kebenaran” pinta Jalih Pitoeng.
“Tentunya harus memberikan informasi yang benar, baik dan berimbang. Sebagaimana diatur dalam UU No. 40 tahun 1999 yang saya menyebutnya sebagai warisan Habibi di era reformasi” Jalih Pitoeng menegaskan.
Aktivis Betawi yang sempat protes keras melalui aksi-aksi unjuk rasa di DPR MPR pada tahun 2019 jelang pelantikan presiden tentang revisi UU No. 30 tentang KPK inipun berharap agar Jacindonews terus mengawal jalan nya pemerintahan sebagai fungsi sosial kontrol.
“Jadi jacindonews harus konsisten tergadap tugas, pokok dan fungsi sebagai sosial kontrol. Jangan seperti saat ini. Masa presiden digugat ga ada beritanya” ungkap Jalih Pitoeng.
“Orang masuk got aja berebut yang ngeliput” imbuh Jalih Pitoeng.
“Namun saya juga tidak memungkiri serta berterimakasih kepada Kompas tv yang telah merelease tentang telah didaftarkannya gugatan kami. Walaupun hanya sepintas saja. Namun itu sudah merupakan upaya membuktikan netralitas serta profesionalitasnya sesuai dengan amanat dan cita-cita pendirinya yaitu almarhum Yakup Utama” kenang Jalih Pitoeng
“Karena mohon maaf di era digital saat ini, jika media-media mainstream tidak bisa menjunjung tinggi azas netralitas dan profesionalitasnya maka dipastikan akan ditinggal oleh masyarakat yang semakin cerdas. Catat itu omongan saya!” pungkas Jalih Pitoeng. (Tim Jnews).