Jakarta | Jacindonews– Ditengah hiruk pikuk perpolitikan Indonesia, dimana baru saja memasuki beberapa hari di tahun yang baru 2022, pencalonan Presiden atau Capres untuk tahun politik (red-Pemilu) 2024 sudah mulai bermunculan. Nama-nama yang mulai digadang-gadang oleh beberapa pihak, baik dari Ormas, lembaga survei bahkan beberapa organisasi yang dilatarbelakangi oleh partai politik mulai ramai diperbincangkan. Namun apakah nama-nama capres dan cawapres tersebut sudah sesuai dengan hati nurani rakyat? Apakah calon-calon itu nantinya bisa melanjutkan lebih baik lagi tugas-tugas pemerintahan yang sedang di emban oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin?
Pertanyaan diatas merupakan sebagian kecil dari beberapa pertanyaan lainnya yang ada di benak rakyat Indonesia untuk sosok presiden kedepan. Kita Masih ingat bagaimana tahun 2019 persaingan sengit antara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin melawan Prabowo-Sandi. Walaupun pada akhirnya dimenangkan oleh pasangan nomor 1 Jokowi-Ma’ruf, pasangan Prabowo-Sandi tetap mendukung hasil Demokrasi Indonesia melalui Pemilu, walaupun pihak mereka ada yang menuntut adanya kecurangan di Pemilu. Jokowi sudah masuk periode kedua, yang artinya harus diganti nantinya dalam periode jabatan presiden 2024 nanti, sesuai dengan undang-undang Konstitusi yang berlaku di Indonesia masa jabatan Presiden RI maksimal 2 periode berturut.
Dahlia Zein, seorang pemerhati pemerintah, Ketua Umum Baladhika Indonesia Jaya dan juga pemilik Moka Televisi Indonesia, memiliki pandangan mengenai tokoh yang pantas menjabat sebagai presiden kedepannya. Melalui wawancara dengan pesan singkat Whatsapp, Senin sore, (03/01/2022), Dahlia mengemukakan pendapatnya.
Media : “Ibu sebagai salah satu tim sukses Prabowo- Sandi pada waktu Pemilu 2019, apakah masih ada potensi lagi pasangan Prabowo-Sandi Part 2 untuk maju dalam Pilpres 2024 ?”
Dahlia Zein : “Ya, untuk saat ini sekitar 40% peluangnya, karena masih test ombak alias melihat beberapa hal seperti survei dan situasi yang berkembang ke depan nantinya menuju tahun 2024.
Media : Bagaimana tindak lanjut atas Keputusan Ma Ri Nomor 44 P/HUM/2019 dan bagaimana kaitannya dengan Pilpres 2024 nanti?
Dahlia Zein: “Ya,seperti yang di jelaskan dan MA, keinginan-keinginan kami yang akhirnya oleh Majelis Hakim di kabulkan. Itu menandakan bahwa Indonesia masih ada Demokrasi walaupun belum sepenuhnya.
Media : Lalu bagaimana paradigma selama ini, bahwa Presiden harus dari orang Jawa atau pulau Jawa, mengingat selama ini pusat pemerintahan Indonesia berada di pulau Jawa? Haruskah dipatahkan paradigma tersebut?
Dahlia Zein: Image ini yang harus dirubah karena Indonesia ini mempunyai sugesti yang tinggi sekali. Semua warga negara Indonesia dari suku manapun mempunyai hal yang sama dan bisa mencalonkan diri menjadi Presiden RI, asalkan di dukung sepenuhnya oleh rakyat.
Media : Bagaimana Kriteria Oemimoin yang bisa dan mampu memimpin Indonesia, haruskah selalu disertai oleh Parpol? atau jika diluar parpol dengan dukungan rakyat (People Power), bisakah terjadi?
Dahlia Zein: “Kalo memang bisa melalui jalur independent, kenapa harus lewat Parpol. Saat ini banyak rakyat yang menjadi antipati dengan Partai Politik. Sejak Pemilu 2019, saya pelajari karena sikap otoriter dari penguasa atau petinggi-petinggi dari partai politik itu sendiri, membuat rakyat harus lebih cerdas lagi dan memilih tokoh yang sesuai dengan hati nurani mereka, tanpa harus melalui parpol.
Media : Ibu bisa menanggapi siapa calon pemimpin masa depan buat Indonesia, apakah dari orang Jawa atau diluar orang Jawa?
Dahlia Zein: Rame dimedia sosial, bahwa islam indonesia tidak harus kearab-araban, nah, begitu pula, kenapa tidak presiden Indonesia tidak musti ke jawa-jawaan ?. Paling harus disadarkan dulu adalah “panitia” penyelenggara pemilu, hal ini dulu yang harus rame-rame kita bereskan, kita rapikan. Berarti sistemnya yang harus dirapikan.
Media : Harapan kedepan figur pemimpin yang bisa menjadi panutan dan memimpin Rakyat Indonesia secara adil dan merata?
Dahlia Zein: Untuk Figurnya nanti, masih Normatif. Hal yang perlu juga di perhatikan adalah netralkan posisi TNI dan Polri agar tidak berpihak kepada salah satu calon. Jangan ikut bermain dalam sistem Pemilu yang sudah disepakati bersama. Cukup mengamankan proses saja, ” ujar Dahlia Zein menutup wawancara nya melalui pesan whatsapp. (JN ).