JAKARTA | Jacindonews – Perkembangan dan dinamika politik kekinian cukup hangat dan menarik, fenomena saling menyeberang dan menggandeng menjadi strategi yang menggiurkan!

Pertahanan terkuat adalah menyerang, jurus merangkul untuk memukul sebagai sutera halus membuat lawan tumpul, menargetkan orang nomer dua untuk melumpuhkan orang nomer satu sebagai metode halus dan jitu.

Inilah gambaran fenomena perputaran dan liuk pikuk kisah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang seolah berdegradasi dengan Ganjar Pranowo.

Banyak jalan ke Roma, kita harus waspada terhadap orang berbicara dengan orang tuli dan orang berbicara dengan orang buta.

Secara sepintas langkah kelompok Ganjar Pranowo layak kita acungi jempol, karena dengan langkah menggaet AHY sebagai salah satu alternatif calon wakil presidenya, serasa menyejukkan kita semua rakyat Indonesia yang melihat indikasi saling menghormati dan saling menghargai pihak satu dengan pihak lainya yang menjadikan suasana sejuk, persaingan dan persahabatan positif sebagai implikasi dan implementasi kesatuan dan persatuan bangsa menjadi hal utama.

Strategi dan tehnis apapun menjadi sah sah saja dilakukan pihak satu kepihak lainya.

Hal yang tak kalah penting adalah ending atau motif, tujuan dan sasaran dari langkah langkah itu.

Bahwa tidak selamanya senyuman akan membuahkan hal yang baik, karena justru senyuman yang disajikan dijadikan model untuk membuat lena dan berakhir tragis.

Bisa jadi AHY sesungguhnya bukan merupakan target utama, namun dengan terpisahnya AHY dengan Anis Rasyid Baswedan (ARB) sesungguhnya salah satu cara untuk menggembosi bahkan menggulingkan peran ARB.

Disis lain, AHY bisa jadi sebagai umpan untuk memecah belah koalisi perubahan dan bakal teraniaya nasibnya di kelompok Ganjar.

Oleh karena dari berbagai perspektif komprehensif, AHY harus memperhitungkan dengan matang agar tidak terjebak pada skenario ini.

Tentunya dengan tanpa mengurangi rasa hormat AHY harus bersikap waspada dan cermat atas permainan ini.

Dengan kata lain tetap dipelihara dengan baik komunikasi politik dengan siapapun dengan lebih memperkokoh kekompakan, kesolidan dan kevalidan koalisi perubahan, tidak tergoda dan terkecoh terhadap akrobat yang dilakukan kelompok Ganjar, justru lebih memperkokoh kesolidan dan kevalidan internal koalisi perubahan.

Yakinlah, dengan ketenangan, kekompakan, kesolidan dan kevalidan koalisi perubahan ini akan membangkitkan keinginan partai lain untuk bergabung, rakyat lebih berharap dan koalisi perubahan menang! (**).

** Bandung, 16 Juni 2023

Sugengwaras

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *